SELAMAT DATANG DI BLOG-NYA MAS MBAJENG

Thursday 26 December 2013

GEOMORFOLOGI JAWA


Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan, mendefinisikan, serta menjabarkan bentuk lahan dan proses-proses yang mengakibatkan terbentuknya lahan tersebut, serta mencari hubungan antara proses-proses dalam susunan keruangan.
JAWA BARAT
Disebelah selatan daerah ini tampak dataran pantai yang berbukit, di tengah bergunung-gunung, dan bagian utaranya dataran. Topografi tersebut menandakan provinsi ini masih labil karena daerah ini terletak di jalan sirkum Meditern dan sirkum fisik. Di provinsi ini masih Nampak aktivitas gunung berapi suatu gempa bumi yang masih kerap terjadi.
 
Jawa Barat dibagi menjadi 4 zone geomorfologis yaitu:
v  Zone Jakarta
Melajur sejajar dengan laut Jawa dengan lebar kira-kira 40 Km. dan panjangnya mulai dari Serang,Kerawang, hingga Cirebon. Dataran ini sebagian besar terbentuk dari endapan alluvial yang terangkat oleh sungai. Disamping ditemukan rawa-rawa di zone ini ada kemungkianan bahwa dataran di kawasan Indramayu bergeser kira-kira 108 m setiap tahun kea rah laut.
v  Zone Bogor
Terbentang dari Rangkasbitung Subang sampai merupakan daerah petakan lipatan dibeberapa tempat yang kemungkinannya terjadi pada pliosan. Kini zone ini tampak sebagai daerah bukit rendah diselingi oleh bukit-bukit yang berbatu keras.
v  Zone Bandung
Merupakan kawasan yang bergunung api yang sekaligus merupakan zone depresi. Jika dibandingkan dengan zone Bogor yang mengapitnya disebelah utara dan zone pegunungan selatan disebelah selatannya yang masing-masing mengalami proses pelipatan pada zaman tertier.

Ada  4 depresi dari zone Bandung di Jawa Barat yaitu:
1.      Depresi Cianjur
2.      Depresi Bandung
3.      Depresi Garut
4.      Depresi lembah Citanday
Depresi Cianjur terletak pada ketinggian 70-459 m disebelah barat menjulang gunung Salak (2211 m) yang merupakan gunung berapi termuda. Ada pula daerah yang tertutup bahan vulkanis dari gunung Gede (2958 m), dan gunung Payrango (3019 m), misalnya kota Sukabumi.
Di provinsi Bandung : adalah dataran  alluvial yang subur, lebarnya mencapai 25 m dengan ketinggian (650-675 m). dan dialiri oleh sungai Citarum dua deretan gunung berapi mengapit depresi ini gunung Burangrang (2064 m), gunung Tangkuban Perahu (2076 m), dan gunung bukit unggul (2203 m) menjadi batas zone Bogor sedangkan zone selatan dibatasi oleh gunung Malabor (23231 m), gunung Patuha (2434 m) dan gunung Kencana (2182 m).
Depresi Garut:
Lebar kurang lebih 50 km dengan ketinggian 717 meter. Merupakan daerah yang dikelilingi oleh gunung berapi : gunung Koresak (1630) dan gunung Cikuray (2821) terletak disebelah selatan. Disebelah timur terletak gunung Telaga Bodas (2201) dan gunung Galunggung (2108 m). depresi lembah Citantanday merupakan daerah yang ditutupi endapan alluvial dan terdapat bukit-bukit yang terlipat terdapat gunung Sawol (1764 m) yang endapanya tersebar menutupi plato Rancab yang menurun ke selatan.
v  Zone Pegunungan selatan
Letaknya kurang lebih 50 km, kian menyempit dibagian timur yang terbentang dari teluk pelabuhan ratu sampai ke pulau Nusa Pekambangan. Zone ini mengalami pelipatan medan pada kala meosin dan pengangkatan pada kala olestosin. Ini merupakan pegunungan yang memiliki kemiringan yang lemah ke arah selatan/samudra Hindia.
Zone ini menjadi 3 (plato) terbagi yaitu:

ü  Plato karang nunggal ( timur )
ü  Plato panggelengan (tengah)
ü  Plato jampang (barat)
ü  Plato karangnunggal : dialiri sungai Cibulan bermuara di samudera Hindia.
Di daerah yang merupakan plato tertinggi ini terdapat Telaga Potenggan, Situ Cilemica, Situ Sipananjang. Gunung melebar adalah salah satu gunung yang terdapat di sebelah utaranya.Plato jampang: memiliki bentuk khas karena adanya tebing curam yang menjadi batas disebelah utara. Gunung Malay merupakan puncak tertinggi dikawasan plato ini.

JAWA TENGAH
Bagian dari pulau Jawa ini jauh lebih sempit daripada jawa barat dan Jawa Timur lebarnya hanya kurang lebih 100-200 km. Hal ini disebabkan karena laut Jawa terbentang masuk kepedalaman dengan teluk yang lenar antara Cirebon dan Semarang sehingga tanah rendah utara lebih terbatas dan pegunungan selatan sebagian besar tenggelam diantara Nua Kambangan dan pegunungan selatan Jawa Timur.
v  Datran pantai utara Jawa Tengah lebar maximum kurang lebih 40 km disebelah selatan Brebes,dimana lembah Punali memisahkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dan pegunungan selatan Jawa Tengah.
v  Lebar jarak ke timur dataran itu menyempit sampai kurang lebih 20 km disebelah selatan Tegal dan Pekalongan untuk selajutnya menghilang seluruhnya disebelah timur Pekalongan, dimana bagian utama pegunungan mencapai pantai.
Tanah pegunungan Jawa Tengah dibentuk oleh 2 cembungan geantiklinal yaitu:
1.      Rangkaian pegunungan Serayu utara
Rangkaian pegunungan Serayu utara merupakan ranti penghubungan antara rangkaian Bogor di Jawa Barat dan pegunungan kendeng Jawa Tengah. Pegunungan Serayu selatan merupakan sebuah elemen baru yang muncul dari deprsi Banndung yang memanjang dari Jawa Barat.
2.      Rangkaian pegunungan Serayu selatan
Pegunungan Serayu selatan merupakan sebuah elemen baru yang muncul dari deprsi Banndung yang memanjang dari Jawa Barat.
Rangkaian pegunungan Serayu utara ujung baratnya tertutup oleh vulkom slamet dan sebelah timurnya tertutup oleh vulkanis muda seperti kelompok dieng.Diantara pegunungan Serayu utara dan selatan terdapat sebuah depresi memanjang yaitu zone Serayu, dimana terletak kota-kota ,majenang,Purwokerto,Banjarnegara,Wonosobo.Disebelah selatan pegunungan Serayu selatan terdapat dataran pantai yang lebarnya antara 10-25 km. keadaan daerah ini sangat jelas berbeda dengan daerah selatan Jabar dan Jatim yang terletak tidak lebih dari 10 m diatas permukaan laut.
Tiga pegunungan pantai (Shore bars) dengan gunung-gunung pasir (Dunes) setinggi 5-15 m dan lebar 100-500 jajar pantai.Bagian tengahnya terpotong oleh pegunungan Karang Bolong,yang strukturnya sama dengan pegunungan selatan disini telah merosot dibawah permukaan laut antara Pulau Nusa Kambangan dan muara sungai Opak (Yogyakarta).
Daerah Istimewa Yogyakarta
 Letak Yoyakarta secara Astronomis terletak antara 7-8 LS dan 110-111BT, wilayah ini boleh dikatakan diapit oleh pegunungan , yang merupakan lereng gunung merapi. Disebelah timur terdapat pegunungan seribu atau pegunungan sewu, sedangkan sebelah barat trdapat pegunungan kulonpurogo. Dataran rendah terdapat dibagian tengah dan sepanjang pantai selatan. Dataran rendah bagian tengah merupakaan lembah yang ketinggiannya makin berkurang dari utara ke selatan hingga akhirnya sampai ke pantai ditepi samudra hindia sedangkan dataran rendah bagian selatan mempunyai lebar 10-25 km . pada dasarnya jenis tanah daerah ini adalah regosol, laterik, batu kapur, grumosol, dan alluvial. Tanah regosol terdapat didaearah lereng gunung berapi dan dataran berupa lembah dibagian tengah.Tanah ini baik bagi tanaman tebu, padi dan tembakau. Tanah laterit terdapat didaerah aliran kali prongo, di pegunungan kulonprogo,didaerah perbukitan Batuagun. Tanah ini baik bagi tanaman padi dan palawija, seperti jagung dan ubi kayu. Tanah batu kapur terdapat dipegunungan sentolo dan pegunungan sewu, tanah ini baik untuk padi gogorancah dan palawija seperti jagung, ubi kayu, wijen, kacang tanah, cabe, dan sayur-sayuran. Tanah grumosol terdapat dipegunungan sentolo, di daerah aliran kali progo, di kaki pegunungan kulonprogo, di kaki daerah perbukitan batuagung, dan didataran tinggi wonosari. Tanah ini baik untuk tanaman padi, tembakau, dan palawija. Tanah alluvial terdapat didataran pantai selatan, digunakan untuk tanaman padi dan palawija.Iklim di profinsi ini adalah iklim tropis, muim hujan berlangsung dari bulan oktober berakhir bulan padaa bulan maret. Musim kemarau berlangsung bulan april berakhir bulan September. Yang paling banyak berlangsung curah hujannya pegunungan utara sedangkan yang sedang adalah daerah lembah tengah dan daerah yang curah hujannya sedikit adalah daerah pegunungan timur.
Sumber: ensiklopedi seri Indonesia geografi:redaksi ensiklopedi Indonesia. 1990.PT.intermasa :Jakarta. Halaman:119
Dalam Peta Geologi pulau jawa bagian daerah istimewa jogjakarta ada penampakan kawasan Karst Gunung Sewu. Secara fisiografi Karst Gunung Sewu merupakan bagian dari Pegunungan Selatan Pulau Jawa (van Bemmelen, 1970). Pegunungan Selatan dihasilkan dari proses pengangkatan yang terjadi mulai sejak Akhir Tersier atau permulaan Kuarter. Bagian utara dari Pegunungan Selatan dipisahkan dari zona depresi pulau Jawa oleh patahan. Gunung Sewu sendiri dicirikan oleh bukit-bukit karst. 
Di sisi utara, Karst Gunung Sewu mengalami pelengkungan dan persesaran yang membentuk Cekungan Wonosari dan Cekungan Baturetno. Di kedua depresi tersebut, proses karstifikasi terbatas dan permukaannya ditutupi oleh tanah lempungan dengan ketebalan mencapai 10 m (Waltham et al. 1983, Samodra, 1983). Morfologi karst yang berkembang di Karst Gunung Sewu adalah tipe cone karst atau Kegel karst. Bentuk ini pertama kali diperkenalkan oleh Lehman (1936) dan diberi nama Tipe Gunung Sewu. 
Dalam Haryono dan Day (2004) Kegel Karst Gunung Sewu dibagi dalam tiga kategori yaitu karst labirin, karst residual dan karst poligonal. Karst labirin Gunung Sewu dicirikan dengan perkembangan lembah yang tidak teratur, dan secara dominan dikendalikan oleh patahan atau sesar mayor. Poligonal karst dicirikan oleh bukit-bukit karst dan lembah yang saling berhubungan membentuk morfologi cockpit. Karst residual ditandai dengan bukit yang terisolasi. Morfologi karst ini terbentuk oleh batugamping yang memiliki resistensi yang rendah sehingga tingkat pelarutannya tinggi.

JAWA TIMUR
Disebelah timur garis Semarang-Yogya dapat dibedakan sejumlah jalan-jalan yang sejajar. Zone selatannya merupakan kelajutan dari zone-zone selatan di Jawa Barat dan Jawa Tengah sedangkan yang di utara merupakan elemen baru fisik fisiografis maupun strukturnya.
Diantara Muria yang berbatuan leusit dan vulkam lasem yang andisitis mencerminkan tidak semuanya dengan seri-seri utara vulkan Jawa. Muria dulunya sebuah pulau. Pada zaman Holosen sekarang dikembangkan dengan Jawa oleh aluvial di Semarang, Demak, Kudus, Pati, Juwono, Rembang.Di sebelah selatannya terdapat sejumlah pegunungan yang arahnya kurang lebih timur barat/tiap-tiap pegunungan tersebut diselingi oleh dataran alluvial. Antiklimak Rembang ini lebarnya kira-kira 50 km. dan kebanyakan mencapai pantai utara dan dari situ dipisahkan oleh posisi yang sempit dengan bukit pasir.
Bukit-bukit Rembang ini dipisahkan oleh lembah Synklinal dengan pegunungan Kendang dan disebut zone Rondablatung, dan letaknya membujur dari Semarang-Wonokromo di Surabaya. Pegunungan Kendang atau anti Klinorium. Kendang adalah lanjutan dari Serayu utara di Jateng. Disebelah selatan Semarang pegunungan ini lebarnya kuran lebih 40 km dan maki ke timur mangkin menyempit. Tingginya kurang lebih dari 500 m. dekat Ngawi pegunungan ini secara melintang terpotong oleh sungai Solo sehingga terbagi menjadi bagian barat dan timur.
Pegunungan Kendang ini berangsur-angsur berkurang kea rah timur dan Mojokerto antiklimak ini menghilang, sehinga dari sini hanyalah beberapa endapan alluvial dari delta Berantas.Diantra pegunungan Kendang dan pegunugan selatan Jatim terjadilah zone depresi yang keadaan fisiografinya dan tektonisnya sama dengan zone Bandung.Depresi yang menjang ini sebgian terisi dan tertutup oleh sederetan gunung-gunung api muda dan dapat dibagi lagi menjadi tiga jalur yang sejajar yaitu: Sub zone Ngawi, Zone Solo, Sub zone Blitar
a).Sub zone Ngawi adalah depresi synklinal yang membatasi pegunungan Kendang disisi selatannya dan dianggap sebagai lanjutan zone Serayu di Jateng, strukturil zone Ngawi ini memanjang ke timur sampai pantai utara Jazirah Jatim.
b). Zone Solo ini dibentuk oleh sederetan besar vulkanik-vulkanik kwarter dengan dataran-dataran pegunungan yang dimulai dengan Sudoro dan Sumbing di Jawa tengah samapi Jawa timur.
Dataran-dataran yang ada antara lain dataran Magelang, Solo, Madiun, dataran Kediri dan Brantas dan terakhir dataran Malang. Sungai Brantas adalah sungai ke dua panjangnya setelah Bengawan Solo mata airnya di lereng selatan gunung Anjasmoro yang mengalir ke selatan melalui dataran Malang dan membelok dengan nyata kearah barat di dekat Kepanjen. Setelah membelok ke barat kurang lebih 30 m terus mengalir ke utara dekat Tulungagung samapai mencapai zone Kendeng yang sebagian tertutup oleh endapan alluvial di derah Jombang dan Mojokerto. Dari sini sungai ini mengalir ke arah timur dan dekat Mojokerto mencapai delta Brantas dan bercabang dua menjadi sungai Mas (dekat Surabaya) dan sungai Porong sampai ke selat Madura dekat Bangil. Zone Solo meliputi daerah Jatim dan Zasirah Jatim. Didekat muara sungai Brantas (Mas) pemindahan garis pantai mencapai 7 meter setahun dan pada muara sungai Porong mencapai 9-15 meter setahun.
c). Sub zone Blitar terletak disebelah selatan zone Solo. Sub zone Blitar ini dibagian selatannya dibatasi oleh pegunungan selatan dan Jatim. Seperti halnya Jabar pegunungan selatan Jatim pada umumnya merupakan blok yang terangkat dan miring kea rah selatan (Samudra Hindia). Batas utaranya dibatsi olh escarpment yang ruet.
Pegunungan selatan Jatim yaitu antara sungai Opak dan Pacitan sebagian besar terdiri dari kapur dengan tipe keras yang disebut pegunungan Seribu atau pegunungan Sewu.
Bagian utara pegunungan ini terdiri dari endapan vulkanis tua dan juga menunjukan adanya sisa atau bekas peneplain kwarter. Sedangkan bagian selatanya tertutup kapur dari pegunungan Seribu. Pada tepi selatannya dibtasi oleh Eliff-elif abrasi yang terjal sepanjang samudra Hindia.

JAZIRAH JATIM DAN MADURA
Pulau Madura adalah merupakan perluasan ke timur dari bukit Rembang. Pulau ini terpisah dari Jawa mungkin terjadi pada tahun 80 SM ( menurut Statterhein). Selat Madura dimanapun dalamnya tidak lebih dari 100 m merupakan lanjutan dari pegunungan Kendeng yang ujung timurnya tenggelam di dataran delta Brantas.
Pantai utaranya yang sempit menunjukan endapan pluvio-pleistosin yang terlipat serta tertutup oleh vulkan-vulkan kecil. Jalur pantai ini merupakan lanjutan dari tepi selatan anti klinorium Kendeng. Sub zone Blitar membujur kea rah timur. Tanah rendah Lumajang Jember mencapai pantai selatan dimana disitu tidak terdapat pegunungan selatan seperti halnya tanah rendah Ronggo Jampi mencapai pantai selatan di Grojogan. Pegunungan selatan di Jazirah Jatim tidak berlangsung terus (berhenti) dan terdiri dari 3 bagian yang kurang lebih terpencil:
¯  Bagian barat yang langsung berhubungan dengan pegunungan selatan Jatim. Pegunungan selatan ini kemudian terpotong oleh tanah rendah Lumajang. Tetapi pulau Nusa Barung strukturalnya termasuk pegunungan selatan Jatim. Serta merupakan penghubung pegunungan selatan (Betiri). Disebelah timur Betiri terdapat dataran rendah Ronggo Jampi yang mencapai pantai.
¯  Akhirnya yang paling timur dari pegunungan selatan dari seksi Jawa ini ditunjukkan dengan semenanjung Blambangan dihubungkaan dengan pulau tertua oleh dataran alluvial yang kurang lebih 22 km lebarnya.
¯  Bagian yang hancur dari pegunungan selatan dilanjutkan ke timur di Bali dan Lombok, dimana bagian-bagian itu dipisahkan oleh selat Bali laut yang dangkal sebagai pengganti dataran alluvial.

Dikuti dari 
http://agussunthe.blogspot.co.id/2012/06/geomorfolgi-jawa.html. bersumber
1. Modul Geomorfologi Indonesia. Karya I Wayan Treman, S.Pd