SELAMAT DATANG DI BLOG-NYA MAS MBAJENG

Tuesday 14 February 2012

Jawa Terbelah atau Tenggelam ????


Oleh : Mbajeng BMG, SPd

Di sini saya bukan mau mendahului takdir, tapi sekedar mau mendongeng ilmiah dengan sedikit racikan bumbu agama yang dipadukan dengan ilmu kebumian dalam mengupas sebuah misteri yang cukup actual di kalangan pemerhati alam. Hehe.. Jika dicermati judul di atas, mungkin orang awam akan balik bertanya “apa mungkin Pulau Jawa bisa tenggelam”?. Orang akan menjawab skeptis, “ah ga mungkin”. Namun jika kita berpijak pada pendapat para ahli kebumian (geologi) tentu judul di atas bukan sekedar omong kosong atau pertanyaan fiksi yang hanya bisa dijawab dengan ungkapan fiktif. Karena alasan logis empiric yang mendukung adanya sebuah perkiraan mengenai hal di atas sudah cukup kuat, meskipun bukti-bukti empirik masih belum sepenuhnya kuat dan akurat, Ok, saya mencoba menggali beberapa sumber baik dari nash Qur’an maupun dari sumber lain yang relevan untuk menjawab persoalan pada judul di atas..

Allah SWT berfirman dalam  [QS Ar-Rald (13):4] yang artinya “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir”.

Ayat ini sangat jelas menginformasikan tentang adanya "plate tectonic", yakni adanya lempengan-lempegan samudra dan lempengan-lempengan benua yang berdampingan. Kebun-kebun dan pohon-pohon mempunyai arti adanya daerah-daerah atau tempat-tempat yang subur, dan ini terbukti di perbatasan pertemuan lempeng samudra dan lempeng benua terbentuk barisan pegunungan berapi yang karenanya tempat-tempat itu menjadi subur. Satu hal lagi, tidak akan lempengan-lempengan itu menghasilkan gunung yang tanahnya subur tanpa adanya pergerakan dan tumbukan di antara keduanya.
Dalam ayat yang lain, [QS An-Naml (27):88] “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMb7xGPJA0_bJ31GpR4pHT2TQ2ibgBT2RLDBXc0aJ6lJsC0GqconTdboRUB0YCZC8-rYcCIoZqdLRcsR3wXF7eXlYRaipo3hjK4XBuUtHG3XvSNrWigRIpnMpd8aCVpASWjWPlWaUSMBs/s320/Picture9.jpg
Ayat di atas memberikan kita petunjuk bahwa bahwa bumi yang kita tempati ternyata bergerak sebagaimana jalannya awan. Sementara Ilmu Kebumian & Sains memperkuatnya dengan dibukukannya teori Lempeng Tektonik yang menegaskan bahwa benua maupun gunung-gunung (berapi) memang bergerak, sejak semua benua masih menyatu (pangea) pada sekitar 250 juta tahun lalu hingga kini.

Terbentuknya Pulau Jawa
Sekitar 70 juta hingga 5 juta tahun yang lalu Indonesia terbentuk menjadi gugusan pulau yang ditumbuhi dengan gunung gunung berapi, termasuk di dalamnya adalah Pulau Jawa. Proses terbentuknya Pulau Jawa berlangsung dalam waktu yang sangat lama (evolusi) yakni sekitar 50 juta hingga 65 juta tahun). Secara struktural Jawa merupakan bagian dari busur pulau yang terletak pada tepian lempeng daratan yang bertemu dengan kerak lempeng lautan yang bergerak ke utara dibawahnya yang lebih dikenal dengan zona subduksi. Berikut sejarah terbentuknya Pulau Jawa berdasarkan perhitungan masa geologis :
1.      Awal masa cretaceous, Lempeng Indo-Australia bergerak ke utara dan Lempeng Pasific bergerak ke barat yang menabrak (subduksi) masuk ke bawah Lempeng Eurasia. Tumbukan Mikro Daratan Lolotoi dengan Dataran Sunda bagian tenggara menghasilkan komplek batuan melange dengan pola arah timur laut memotong Laut Jawa saat ini,( Daly et al 1991)
2.      Akhir masa cretaceous, terbentuk basin yang teregang secara lokal dan dipengaruhi suatu komponen wrench yang meluas secara lateral pada tumbukan tersebut.
3.      Masa paleo-eocene belakang busur terbentuk suatu rangkaian struktur halus yang berarah timur barat.
4.      Awal-pertengahan masa miocene, beberapa bagian zona ini mengalami pengangkatan menghasilkan suatu bentukan yang disebut dengan “Central High”.
5.      Masa Miocene akhir terjadi kompresi utara selatan yang disebabkan pengangkatan dan pembalikan di sepanjang patahan dari half graben sehingga membentuk struktur antiklin muda. Pengangkatan berlanjut hingga sekarang dengan terbentuknya rangkaian pulau yang memotong dari timur ke barat.
Jika melihat kenampakan morfologi, Pulau Jawa dahulunya adalah lautan, hal ini dibuktikan di pesisir selatan Pulau Jawa terdapat banyak gunung kapur dan batuan gamping (endapan marine/laut) yang membujur dari barat hingga ke timur Pulau Jawa. Perlu pembaca ketahui bahwa gunung/batuan gamping merupakan endapan laut (bekas koral) yang seringkali ditemukan fosil-fosil binatang laut. Kemudian sekitar tahun 20 juta tahun SM, zona tumbukan lempeng Australia dengan lempeng Asia terkunci dan menyebabkan menunjamnya lempeng Australia dibawah lempeng Asia. Penunjaman ini berlangsung hingga sekarang dan menyebabkan munculnya gunung-gunung api sebelah selatan Pulau Jawa yang kemudian diikuti oleh proses pengangkatan lempeng Asia dan keluarnya material-material dari gunung berapi, yang akhirnya terbentuklah Pulau Jawa seperti sekarang ini.
Terbelahnya Pulau Jawa
 
Jika pendapat ahli kebumian itu betul bahwa lempeng Australia ini terus menubruk Jawa dengan kecepatan rata-rata 7cm pertahun ini, maka dimungkinkan Pulau Jawa terbelah. Namun demikian Pulau Jawa bisa terbelah  mungkin akan terjadi  4-5 Juta tahun yang akan datang. Di sisi lain, perkiraan Jawa akan terbelah bisa dipatahkan oleh gambaran pada peta seismic di bawah ini
Warna merah adalah gempa dangkal dengan kedalaman 0-69 Km, warna hijau = gempa dalam dengan kedalaman pusat gempa antara 70-300 Km. Sedangkan bulat warna biru menunjukkan titik pusat gempa dengan kedalaman 300-700 Km. Selama ini direkam gempa-gempa yang terjadi di Pulau Jawa adalah getaran-getaran akibat pergerakan lempeng, dimana penunjaman lempeng ini diperkirakan tidak lebih dari 700 Km. Jika diperhatikan, gempa-gempa di Pulau Jawa berada pada warna hijau dan tidak terlalu sering terjadi (jika dibandingkan dengan Maluku, Sulut dan Pilipina). Jika gempa-gempa yang terjadi di Pulau Jawa bersifat dalam maka dimungkinkan Jawa akan sulit terbelah, meskipun kekuatan gempa mencapai di atas 5 SR. Jadi, indicator-indikator yang mengarah pada terjadinya pembelahan Pulau Jawa belum bisa diterima sebagai sebuah fakta yang akan terjadi.


Pulau Jawa Tenggelam??
Jika Pulau Jawa sulit terbelah, mungkinkah Pulau Jawa bisa tenggelam. Untuk menjawabannya mari kita lihat dahulu  peta geologi di bawah ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPb4hkaSXcTd3JoId7wc2E8J3sM3EMgp19ZLr43dGEIwgcwGuQNn_DKQ4ZCfyy0jIMdk-MyIloVkjFf0C3bIugubrWqIaXm7FDRKDBdNpFxWZwcVygN8mvpkMwrBQKg5YVsLB4W3i_jwc/s320/Picture13.jpg
Kedalaman akar (root) lempeng benua dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang diturunkan dari hukum Pascal & hukum Archimedes sbb:
Kedalaman Lempeng Benua = (ρ1 X h)/( ρ2 - ρ1)
ρ1 = Densitas Lempeng Benua =2.8 gram/ccρ2 = Densitas Lempeng Samudra = 3.3 gram/cc
h = Ketinggian puncak benua dari permukaan laut (meter atau km).
Jika ketinggian lempeng Eurasia sekitar  2 km di atas permukaan laut, maka benua itu ”tertanam” / ”terpasak” ke dalam lempeng samudra sedalam : (2.8 gram/cc X 2 km)/(3.3 – 2.8) gram/cc = 11.2 km

Dari peta di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia yang menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunung api Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
Pergerakan lempeng Indo Australia yang menunjam lempeng Eurasia memiliki kecepatan yang bervariasi (tergantung lokasinya)  yakni 1 sampai dengan 10 cm/tahun. Jika hal ini berlangsung hingga 50 -70 juta tahun yang akan datang besar kemungkinan akan ada perubahan pada fisik Pulau Jawa. Lalu bisakah perubahan itu menimbulkan tenggelamnya Jawa??...
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anbiya 21:31 yang artinya
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk”
Di ayat lain Allah SWT juga berfirman
“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,” [QS An-Naazi’at (79):32]
“Dan gunung-gunung sebagai pasak ?, [QS An-Nabaa’ (78):7]
Ke 3 ayat di atas member kita gambaran bahwa gunung-gunung diciptakan adalah sebagai paku/pasak sehingga lempeng-lempeng yang saling bertumbukan, baik konvergen, divergen maupun transform tidak berakibat pada terjadinya kegoncangan atau perubahan yang berbuntut pada terjadinya penenggelaman benua..
Jika dicermati secara fisik, dari barat hingga ke timur Pulau Jawa terdapat deretan gunung api yg tersebar cukup banyak. Ini menjadi bukti, bahwa Pulau Jawa tidak akan tenggelam, karena banyaknya aktivitas gunung berapi. Terkecuali jika bumi ini ditutup oleh Sang Pencipta. Di lain pihak, ilmu kebumian menegaskan bahwa tumbukan lempeng hanya berdampak pada terjadinya aktivitas magmatic, seperti terjadinya gempa, aktivitas vulkanis,  tsunami dan terjadinya berbagai cekungan/basin jadi tidak berdampak pada penenggelaman sebuah Pulau besar seperti Jawa. .
Dari paparan di atas, maka hemat penulis, Pulau Jawa tidak akan tenggelam, terkecuali jika dunia ini berakhir. Semoga kupasan saya tentang misteri terbelah & tenggelamnya Pulau Jawa bisa menjadi pengetahuan buat para pembaca. Dan yang lebih penting lagi, masukan dan kritik yang membangun, sangat saya harapkan….