( Sebuah catatan kecil mengenai Studi Kasus Di kelas IX B SMP N 2 MARGASARI KAB TEGAL di semester genap tahun pelajaran 2015/2016 )
Dalam dunia pendidikan khususnya tingkat pendidikan dasar jenjang SLTP, penerapan model pembelajaran di kelas sangatlah penting untuk mendorong siswa meningkatkan aktivitas dan kreativitas dalam proses kegiatan belajar, baik di dalam maupun di luar kelas sehingga kelas akan lebih hidup, dinamis dan memberi kenyamanan bagi peserta didik. Di sisi lain model pembelajaran dengan teknik yang sesuai dengan kemampuan dan karakter akan dapat memberi nilai positif bagi peningkatan prestasi akademik peserta didik.
Sebuah Model pembelajaran yang sesuai, akan mendorong siswa untuk ikut aktif serta terlibat dalam kegiatan di kelas. Peserta didik akan berfikir sekaligus melakukan proses interaksi sosial dengan teman satu kelasnya. Salah satu model pembelajaran yang penulis rasakan sesuai dengan karakter Kelas IX B, SMP N 2 Margasari, Kab. Tegal adalah Model Pembelajaran Kooperative Make A Match.
Model pembelajaran yang dikembangkan oleh Lorna Curran ini merupakan model atau teknik dengan mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan. Hemat penulis model ini menyuguhkan keasyikan dan kenyamanan peserta didik untuk melatih kecerdasan dari segi intelektualnya maupun segi sosialnya.
Sebagai gambaran, SMP N 2 Margasari Kab. Tegal adalah salah satu sekolah yang notabene input siswa secara kuantitas cukup besar (lebih dari 21 kelas), namun masih relatif rendah dari segi kualitas. Hal ini, mendorong penulis untuk mencoba menerapkan sebuah teknik belajar dengan model yang lebih modern, dinamis dan aktual dalam arti mengikuti perkembangan IPTEK sehingga dapat menambah nilai dari segi kualitas akademiknya.
Model pembelajaran Make a Match ini juga menuntut guru untuk berkreasi, imaginatif, aktif dan inovatif dalam memberdayakan dan mengelola kelas dengan segala keterbatasan sarana belajar yang tersedia. Terlepas dari kekurangan model belajar Make a Match, penulis berharap model ini mampu mengembangkan keterampilan penulis dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.