SELAMAT DATANG DI BLOG-NYA MAS MBAJENG

Saturday 31 December 2016

MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

 ( Sebuah catatan kecil mengenai  Studi Kasus Di kelas  IX B SMP N 2 MARGASARI KAB TEGAL di semester genap  tahun pelajaran 2015/2016 )

Dalam dunia pendidikan khususnya tingkat pendidikan dasar jenjang  SLTP,  penerapan model pembelajaran di kelas sangatlah penting untuk mendorong siswa meningkatkan aktivitas dan kreativitas  dalam proses kegiatan belajar, baik di dalam maupun di luar kelas sehingga kelas akan lebih hidup, dinamis dan memberi kenyamanan bagi peserta didik. Di sisi lain model pembelajaran dengan teknik yang sesuai dengan kemampuan dan karakter akan dapat memberi nilai positif bagi peningkatan prestasi akademik peserta didik.
Sebuah Model pembelajaran yang sesuai, akan mendorong siswa untuk ikut aktif serta terlibat dalam kegiatan di kelas. Peserta didik akan  berfikir sekaligus melakukan proses interaksi sosial dengan teman satu kelasnya.  Salah satu model pembelajaran yang  penulis rasakan sesuai dengan karakter Kelas IX B, SMP N 2 Margasari, Kab. Tegal adalah Model Pembelajaran Kooperative Make A Match.
Model pembelajaran yang dikembangkan oleh Lorna Curran ini merupakan model atau teknik  dengan mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan. Hemat penulis model ini menyuguhkan keasyikan dan kenyamanan peserta didik untuk melatih  kecerdasan dari segi intelektualnya maupun segi sosialnya.
Sebagai gambaran, SMP N 2 Margasari Kab. Tegal adalah salah satu sekolah yang notabene input siswa secara kuantitas cukup besar (lebih dari 21 kelas), namun masih relatif rendah dari segi kualitas. Hal ini, mendorong penulis untuk mencoba menerapkan sebuah teknik belajar dengan model yang lebih modern, dinamis dan aktual dalam arti mengikuti perkembangan IPTEK sehingga dapat menambah nilai dari segi kualitas akademiknya.
Model pembelajaran Make a Match ini juga menuntut guru untuk berkreasi, imaginatif, aktif dan inovatif dalam memberdayakan dan mengelola kelas dengan segala keterbatasan sarana belajar yang tersedia.  Terlepas dari kekurangan model belajar Make a Match, penulis berharap model ini mampu mengembangkan keterampilan penulis dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Langkah-langkah Pembelajaran Make A Match
Model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match yang dilakukan di kelas IX B SMPN 2 Margasari memberikan suasana yang menyenangkan karena dalam pembelajarannya siswa dapat berkompetisi dengan nyaman untuk mencari pasangan dari kartu yang sedang dibawanya dengan waktu yang cepat dan tepat. Adapun langkah-langkahnya :
  1. Mempresentasikan materi kepada peserta didik dalam bentuk power point ,  dalam hal ini penulis mengambil topik Usaha Pembebasan Irian Barat  (silahkan unduh disini↵ ).  jangan lupa kasih komentar yah..
  2. Membagi siswa kelas IX B dalam 2 kelompok, kelompok S (soal) dan kelompok J (Jawaban). Kedua kelompok ini saling berhadap-hadapan.
  3. Membagikan kartu soal kepada kelompok S ( kartu berwarna merah ) dan kartu jawaban kepada kelompok J (kartu berwarna putih). Silahkan unduh contoh kartu tema pembebasan Irian Barat di sini.
  4. Menyampaikan kepada siswa kelas IX B,  bahwa mereka harus mencari atau mencocokkan kartu S dengan kartu J dengan batas waktu  3 menit.
  5. Meminta siswa dari kelompok S yang sudah mendapat pasangannya di kelompok J untuk melaporkan diri kepada Guru.
  6. Mengumpulkan siswa yang belum menemukan pasangan di sudut ruang kelas.
  7. Memberi kesempatan kepada salah siswa kelas IX B yang berhasil untuk mempresentasi-kan.
  8. Memberi tanggapan kepada siswa untuk mengkonfirmasi kebenaran pasangan.
  9. Memberi reward/point kepada siswa yang berhasil mendapatkan pasangan dengan benar.
Demikian penerapan model pembelajaran Make A Match di kelas IX B SMPN 2 Margasari Kab. Tegal.  Dan ternyata model ini mampu menjawab “keangkeran siswa” kelas IX B yang relatif pendiam, pemurung,  baper dan minder dengan prestasi belajar untuk mata pelajaran IPS masih rendah.  Model ini memberikan pengaruh yang positif  dimana kelas IX B  menjadi lebih hidup dan nyaman selama proses belajar.  
Bagi penulis, menyiapkan dan menerapkan model pembelajaran di kelas dengan berbagai tipe yang sesuai dengan kemampuan dan karakter siswa terkadang mengalami  hambatan oleh berbagai aktivitas guru dalam menyelesaikan berbagai administrasi pendidikan seperti dapodik, adminitrasi sertifikasi, daring, UKG, PTK dan lain sebagainya. Di satu sisi guru dituntuk untuk mengelola dan memanagemen kelas dengan baik dengan, harapan peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan, namun di sisi lain guru disibukkan dengan berbagai aktivitas pendidikan di luar kegiatan belajar mengajar di kelas.