Dahulu, istilah pacaran sangatlah
asing dan tak dikenal oleh para remaja seperti sekarang ini, namun di zaman modern ini pacaran sudah merebak bak jamur di musim penghujan baik itu
dalam lingkup kota maupun desa seakan sudah mengarah pada vested of interest (mengakar) ke masyarakat. Para
remaja ini seolah membuat suatu tradisi kebudayaan baru yang dalam hal
ini mengusung pacaran sebagai suatu budaya pada masanya. Sebenarnya
mungkin itu adalah sautu kewajaran yang biasa dalam pergaulan remaja
kini bahkan pacaran ini sekarang dianggap sebagai suatu kewajiban dalam
prosesi pergaulan mereka. Padahal ketika dahulu prosesi pacaran ini
tidaklah ada bahkan khususnya di Indonesia, pacaran itu dianggap sebagai
suatu hal yang dianggap tabu dan bahkan sangat dilarang karena tidak
sejalan dengan nilai dan norma khususnya dalam pandangan agama yang pada
saat itu sifatnya sangat mengikat kuat terhadap masyarakat.
Yang menjadi pertanyaan adalah "mengapa pacaran sekarang seakan menjadi tradisi yang sudah tak mungkin lepas
dari kehidupan remaja? Sebelum membahas hal tersebut, kebudayaan
sebagaimana yang telah kita ketahui dari para pakar antropolog adalah hasil dari cipta, karsa, dan
rasa manusia atau dalam pengertian lain, yakni berupa keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. sedangkan
pacaran menurut para remaja sendiri adalah suatu ikatan perasaan cinta
dan kasih antara dua individu yakni lelaki dan perempuan untuk menjalin
suatu hubungan yang lebih dekat yang pada esensinya untuk saling mengena
lebi jauh untuk menuju proses upacara sacral (menikah) atau untuk
mencari pasangan hidup yang dianggap cocok. Maka dari pendefinisian
itulah pacaran dinggap sebagi salah satu budaya masyarakat khususnya
remaja karena merupakan hasil ide, gagasan, dan aktivitas tingkah laku
keseharian mereka. Sehingga pada efeknya sekarang banyak para remaja
menganggap bahwa pacaran merupakan suatu hal yang wajib sebagai jalan
mendapat jodoh. Pada awalnya pacaran ini merupakan seperti yang telah
dikemukakan diatas sebagai prosesi mengenal satu sama lain dengan cara
mengikat dan menyatakan hubungan mereka kedalam bentuk yang bisa
dikatakan formal agar dapat mengenal secara intim.
Namun pada
perkembangannya pacaran berkembang menjadi mode/trend bahkan sebuah "KEHARUSAN". seperti ungkapan skeptis bila seorang belum
pernah pacaran bisa dikatakan ketinggalan zaman. Hal seperti itulah
kiranya yang membuat remaja membangun persepsi wajibnya pacaran bagi
kalangan mereka. Kegiatan pacaran ini sebenarnya implikasi dari rasa
kebutuhan seseorang atau lebih karena kekurangan mereka dalam mendapat
perhatian dan pengertian sebagai makhluk sosial, sehingga timbulah suatu
kekuatan atau dorongan alasan yang menyebabkan orang tersebut bertindak
untuk memenuhi kebutuhannya, dalam hal ini pacaran Adapun pada dasarnya
sekarang motif sosiogenetis yang asalnya hanya menekankan pada individu
untuk ingin dimengerti orang banyak menjadi ingin diakuinya individu
pada daerah tersebut.
Terkait masalah lingkungan sosial yang terjadi, ternyata pacaran sendiri
sebenarnya sudah diperkenalkan kepada para remaja antara lain karena
pengaruh keluarga khususnya keluarga perkotaan. Dimana sebagian orang
tua menganggap jika ingin mendapatkan pasangan hidup yang cocok baiknya
harus saling mengenal secara lebih intim lebih dahulu untuk mengetahui
sifat-sifatnya seperti apa, apakah akan sejalan dan cocok ataukah tidak
dengan menggunakan pacaran sebagai jembatan prosesi tersebut. Akibatnya
sekarang dengan adanya dorongan itupun pacaran akhirnya berkembang dari
suatu budaya menjadi sebuah tradisi. Budaya pacaran ini pada masyarakat
Indonesia dulu tidak terlalu berkembang melesat seperti sekarang. Salah
satu hal yang menjadikan budaya pacaran ini menjadi tradisi adalah pada
khalayak remaja adalah tak lain karena pengaruh media teknologi abad
sekarang yang selama ini serta merta menyoroti kegiatan-kegiatan remaja
yang di dalamnya lebih banyak terfokus kepada pacaran tersebut. Sehingga
pada efeknya melalui media para remaja menganggap pacaran sebagai tren
atau mode berbudaya pada abad ini. Awalnya pacaran tidak semudah itu
merangsek masuk kedalam culture masyarakat Indonesia karena dianggap
tidak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat khususnya umat beragama
Islam. Akan tetapi pacaran yang sebelumnya orang menganggap sebagai
sosiopatik atau sakit secara sosial karena menyimpang terhadap norma,
sekarang perlahan melumer dan berakulturasi dengan budaya lingkungan
sekitar yang karena pengaruhnya ini dibantu oleh media sebagai produk
kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi dan urbanisasi pada
masyarakat modern yang dimana amalgamasi (sambungan, campuran,
keluluhan) yang kompleks terjadi dan menghasilkan pacaran sebagai sebuah
tradisi kebudayaan pada para remaja khususnya pada perkotaan.
Ada anggapan bahwa pacaran juga merupakan tingkah
laku yang dahulu dianggap menyimpang terhadap norma, yang kemudian
sejatinya sekarang menjadi meluas pada masyarakat sehingga
berlangsunglah deviasi situasional yang kumulatif. Akan tetapi
sebenarnya pacaran tidaklah terlalu menyimpang terlalu jauh selama para
remaja masih bisa memegang teguh terhadap nilai budaya masyarakat yang
ada.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pacaran pada
buktinya menyatakan adanya inter-dependensi (saling ketergantungan) atau
ada ketergantungan-organik diantara disorganisasi social dan pribadi
sehingga mempengaruhi kebudayaan sebelumnya pada kebudayaan sekarang
dengan mengaitkan pacaran sebagai budaya dan tradisi kontemporer.
Pacaran ini pun pada esensinya sangat dipengaruhi oleh media sebagai
hasil teknologi yang menyebabkan proses asimilasi menjadi begitu mudah
karena lingkup asimilasi kini menjangkau pada ideologi dan budaya setiap
individu dengan kemungkinan waktu bersamaan secara kumlatif atau
menyeluruh, sehingga terjadilah anggapan ataupun pandangan masyarakat
khususnya remaja mengenai pacaran sebagai prosesi kehidupan yang harus
dicoba dan dilalui
Wednesday, 25 January 2012
AIR MATA ORANG SHALIH
Air Mata Orang-Orang Shalih
Zainal Abidin bin Ali bin al-Husain RAH jika berwudhu dan selesai dari wudhunya, maka ia ketakutan. Ketika dia ditanya mengenai hal itu, maka dia menjawab, "Kasihan kalian, tahukah kalian kepada siapa aku akan berdiri dan kepada siapa aku hendak bermunajat?"
Al-Mughirah 5 berkata, "Aku keluar pada suatu malam setelah manusia sudah tidur pulas. Ketika aku melewati Malik bin Anas RA, ternyata aku berdiri bersamanya untuk melaksa-nakan shalat. Ketika selesai dari membaca al-Fatihah, ia mulai membaca,
`Bermegah-megahan telah melalaikan kamu` (At-Takatsur: 1)
hingga sampai ayat,
`Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenik-matan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu),` (At-Taka-tsur: 8)
Maka ia menangis dalam waktu yang lama. Ia terus membacanya berulang-ulang dan menangis. Apa yang aku dengar dan aku lihat darinya telah melupakanku dari keperluanku yang karena-nya aku keluar. Aku masih tetap berdiri, sedangkan dia terus membacanya berulang-ulang sambil menangis hingga terbit fajar. Ketika ia mengetahui sudah fajar, maka ia rukuk. Kemudian aku pulang ke rumah, lalu berwudhu, lalu berangkat kembali ke masjid. Ternyata ia sedang berada di majelisnya dan orang-orang berada di sekitarnya. Pada pagi harinya, aku memandangnya. Ternyata aku melihat wajahnya telah diliputi cahaya dan ke-indahan."
Al-Hafizh Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa asy-Syafi`i suatu hari membaca firmanNya,
"Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu. Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadapKu. Kece-lakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang men-dustakan." (Al-Mursalat: 38-40).
Maka ia terus menangis sampai pingsan; Semoga Allah merahmatinya.*
Umar bin Abdil Aziz RA berkata kepada seorang ulama, "Berilah nasihat kepadaku!" Ulama itu berkata, "Bertakwalah ke-pada Allah karena engkau akan mati." Umar berkata, "Tambah-kan kepadaku!" Ia berkata, "Tidak ada seorang pun dari nenek moyangmu hingga Adam melainkan telah merasakan kematian. Dan kini tiba giliranmu." Umar pun menangis karenanya.
Umar bin Abdil Aziz RA biasa mengumpulkan para ulama dan fuqaha` pada setiap malam untuk saling mengingatkan kematian dan Kiamat. Kemudian mereka menangis seolah-olah ada jenazah di tengah-tengah mereka.
Mu`adzah al-Adawiyyah RA** jika tiba siang hari, ia berkata, "Ini adalah hari di mana aku akan mati." Lalu ia tidak tidur hingga sore hari. Ketika tiba malam hari, ia berkata, "Ini adalah malam di mana aku akan mati." Lalu ia tidak tidur kecuali se-bentar. Ia shalat dan menangis hingga pagi. Ia pernah berkata, "Sungguh mengherankan bagi mata yang selalu tidur, padahal ia telah mengetahui akan adanya tidur panjang di dalam kubur yang gelap."
Hammad bin Salamah berkata, "Tsabit membaca,
`Apakah kamu kafir kepada (Rabb) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna,` (Al-Kahfi: 37)
pada shalat malam sambil menangis dan mengulang-ulangnya."***
Tsabit al-Bunani RA**** berkata, "Tidak ada sesuatu pun yang aku jumpai dalam hatiku yang lebih lezat daripada qiyamul lail. Seandainya kaum yang celaka mencobanya, niscaya mereka me-ngetahui rahasia kebahagiaan yang sebenarnya."
Hammad bin Zaid berkata tentang Tsabit al-Bunani, "Aku melihat Tsabit menangis hingga tulang-tulang rusuknya ber-selisih." Raghib al-Qathan menuturkan dari Bakr al-Muzani, "Barangsiapa yang ingin melihat orang yang paling gemar ber-ibadah di zamannya, maka lihatlah Tsabit al-Bunani."
Qatadah berkata, " Menjelang kematiannya,Amir bin Qais RA menangis. Ditanyakan kepadanya, `Apakah yang membuat-mu menangis?` Ia menjawab, `Aku tidak menangis karena ber-sedih terhadap kematian dan tidak pula karena menginginkan harta duniawi. Tetapi aku menangisi kehausan di tengah hari (yakni puasa) dan qiyamul lail."*****
Ibunya berkata kepadanya pada suatu hari, "Orang-orang sedang tidur, mengapa kamu tidak tidur?" Ia menjawab, "Neraka Jahanam tidak membiarkanku tidur."
Tsabit al-Bunani RA berkata, "Kami pernah menyaksikan beberapa jenazah, maka kami tidak menyaksikan mereka kecuali dalam keadaan menangis. Demikianlah rasa takut mereka kepada Allah SWT."
Ketika saudara Malik bin Dinar meninggal, Malik keluar mengikuti jenazahnya dengan menangis seraya berkata, "Demi Allah, aku tidak terhibur hingga aku tahu ke mana engkau kem-bali, dan aku tidak tahu selagi aku masih hidup."
Seorang shalih berkata, "Aku berjalan bersama Sufyan ats-Tsauri , tiba-tiba seorang pengemis datang kepadanya, sedangkan dia tidak memiliki sesuatu untuk diberikan, maka Sufyan me-nangis. Aku bertanya, `Apakah yang membuatmu menangis?` Dia menjawab, `Suatu musibah bila seseorang mengharapkan ke-baikan darimu tapi ia tidak mendapatkannya`."
CATATAN KAKI:
* Ibnu al-Atsir, Manaqib asy-Syafi`i, hal. 108
** Mu`adzah binti Abdillah al-Adawiyyah, adalah seorang wanita ahli ibadah sekaligus seorang ulama wanita dari Bashrah, dinilai tsiqah (dapat dipercaya) oleh Yahya bin Ma`in. Meninggal pada tahun 83 H. Lihat, Siyar A`lam an-Nubala`, 4/ 508
*** Siyar A`lam an-Nubala`, 5/ 224
**** Tsabit al-Bunani adalah seorang imam panutan, tabi`in, tsiqah, abid dan zahid, meninggal pada tahun 127 H. Lihat, Siyar A`lam an-Nubala`, 5/ 220
***** Lihat, Siyar A`lam an-Nubala`, 4/ 19
Dari Sufyan ats-Tsauri RAH bahwa ia berkata, "Aku menemui Ja`far
ash-Shadiq RAH lalu aku katakan kepadanya, `Wahai putra Rasulullah,
berwasiatlah kepadaku!` Beliau berkata, `Wahai Sufyan, orang yang banyak
dusta tidak punya harga diri, orang yang banyak dengki tidak memiliki
ketentraman, orang yang suka bosan tidak punya saudara, dan orang yang
buruk akhlak-nya tidak punya penolong.` Aku berkata, `Wahai putra
Rasulul-lah, tambahkan kepadaku.` Beliau berkata, `Wahai Sufyan,
jauhilah hal-hal yang diharamkan Allah, maka kamu menjadi seorang `abid
(ahli ibadah). Ridhalah dengan apa yang Allah bagikan kepadamu, maka
kamu menjadi seorang muslim (yang sejati). Pergaulilah manusia dengan
apa yang kamu suka bila mereka memperlakukanmu, maka kamu menjadi
seorang mukmin (yang sejati), dan jangan bergaul dengan orang yang suka
berbuat dosa sehingga ia mengajarkan perbuatan dosanya ke-padamu.
Seseorang itu tergantung agama kekasihnya. Oleh karena itu hendaklah
salah seorang dari kalian memperhatikan, dengan siapakah ia bergaul. Dan
mintalah saran dalam urusan-mu kepada orang-orang yang takut kepada
Allah.` Aku berkata, `Wahai putra Rasulullah, tambahkan kepadaku!`
Beliau berkata, `Wahai Sufyan, barangsiapa yang ingin hidup mulia dengan
tanpa sanak kerabat, dan kewibawaan tanpa kekuasaan, maka hendaklah ia
keluar dari kehinaan kemaksiatan menuju kemulia-an ketaatan.` Aku
katakan, `Wahai putra Rasulullah, tambahkan kepadaku!` Beliau berkata,
`Ayah mendidikku dengan tiga perkara, beliau berkata kepadaku, `Wahai
putraku, barang-siapa yang berteman dengan teman yang buruk maka ia
tidak akan selamat, barangsiapa yang memasuki gerbang keburuk-an maka ia
akan dituduh (telah melakukan keburukan) dan barangsiapa yang tidak
bisa menahan lisannya maka ia akan menyesal`."
Zainal Abidin bin Ali bin al-Husain RAH jika berwudhu dan selesai dari wudhunya, maka ia ketakutan. Ketika dia ditanya mengenai hal itu, maka dia menjawab, "Kasihan kalian, tahukah kalian kepada siapa aku akan berdiri dan kepada siapa aku hendak bermunajat?"
Al-Mughirah 5 berkata, "Aku keluar pada suatu malam setelah manusia sudah tidur pulas. Ketika aku melewati Malik bin Anas RA, ternyata aku berdiri bersamanya untuk melaksa-nakan shalat. Ketika selesai dari membaca al-Fatihah, ia mulai membaca,
`Bermegah-megahan telah melalaikan kamu` (At-Takatsur: 1)
hingga sampai ayat,
`Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenik-matan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu),` (At-Taka-tsur: 8)
Maka ia menangis dalam waktu yang lama. Ia terus membacanya berulang-ulang dan menangis. Apa yang aku dengar dan aku lihat darinya telah melupakanku dari keperluanku yang karena-nya aku keluar. Aku masih tetap berdiri, sedangkan dia terus membacanya berulang-ulang sambil menangis hingga terbit fajar. Ketika ia mengetahui sudah fajar, maka ia rukuk. Kemudian aku pulang ke rumah, lalu berwudhu, lalu berangkat kembali ke masjid. Ternyata ia sedang berada di majelisnya dan orang-orang berada di sekitarnya. Pada pagi harinya, aku memandangnya. Ternyata aku melihat wajahnya telah diliputi cahaya dan ke-indahan."
Al-Hafizh Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa asy-Syafi`i suatu hari membaca firmanNya,
"Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu. Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadapKu. Kece-lakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang men-dustakan." (Al-Mursalat: 38-40).
Maka ia terus menangis sampai pingsan; Semoga Allah merahmatinya.*
Umar bin Abdil Aziz RA berkata kepada seorang ulama, "Berilah nasihat kepadaku!" Ulama itu berkata, "Bertakwalah ke-pada Allah karena engkau akan mati." Umar berkata, "Tambah-kan kepadaku!" Ia berkata, "Tidak ada seorang pun dari nenek moyangmu hingga Adam melainkan telah merasakan kematian. Dan kini tiba giliranmu." Umar pun menangis karenanya.
Umar bin Abdil Aziz RA biasa mengumpulkan para ulama dan fuqaha` pada setiap malam untuk saling mengingatkan kematian dan Kiamat. Kemudian mereka menangis seolah-olah ada jenazah di tengah-tengah mereka.
Mu`adzah al-Adawiyyah RA** jika tiba siang hari, ia berkata, "Ini adalah hari di mana aku akan mati." Lalu ia tidak tidur hingga sore hari. Ketika tiba malam hari, ia berkata, "Ini adalah malam di mana aku akan mati." Lalu ia tidak tidur kecuali se-bentar. Ia shalat dan menangis hingga pagi. Ia pernah berkata, "Sungguh mengherankan bagi mata yang selalu tidur, padahal ia telah mengetahui akan adanya tidur panjang di dalam kubur yang gelap."
Hammad bin Salamah berkata, "Tsabit membaca,
`Apakah kamu kafir kepada (Rabb) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna,` (Al-Kahfi: 37)
pada shalat malam sambil menangis dan mengulang-ulangnya."***
Tsabit al-Bunani RA**** berkata, "Tidak ada sesuatu pun yang aku jumpai dalam hatiku yang lebih lezat daripada qiyamul lail. Seandainya kaum yang celaka mencobanya, niscaya mereka me-ngetahui rahasia kebahagiaan yang sebenarnya."
Hammad bin Zaid berkata tentang Tsabit al-Bunani, "Aku melihat Tsabit menangis hingga tulang-tulang rusuknya ber-selisih." Raghib al-Qathan menuturkan dari Bakr al-Muzani, "Barangsiapa yang ingin melihat orang yang paling gemar ber-ibadah di zamannya, maka lihatlah Tsabit al-Bunani."
Qatadah berkata, " Menjelang kematiannya,Amir bin Qais RA menangis. Ditanyakan kepadanya, `Apakah yang membuat-mu menangis?` Ia menjawab, `Aku tidak menangis karena ber-sedih terhadap kematian dan tidak pula karena menginginkan harta duniawi. Tetapi aku menangisi kehausan di tengah hari (yakni puasa) dan qiyamul lail."*****
Ibunya berkata kepadanya pada suatu hari, "Orang-orang sedang tidur, mengapa kamu tidak tidur?" Ia menjawab, "Neraka Jahanam tidak membiarkanku tidur."
Tsabit al-Bunani RA berkata, "Kami pernah menyaksikan beberapa jenazah, maka kami tidak menyaksikan mereka kecuali dalam keadaan menangis. Demikianlah rasa takut mereka kepada Allah SWT."
Ketika saudara Malik bin Dinar meninggal, Malik keluar mengikuti jenazahnya dengan menangis seraya berkata, "Demi Allah, aku tidak terhibur hingga aku tahu ke mana engkau kem-bali, dan aku tidak tahu selagi aku masih hidup."
Seorang shalih berkata, "Aku berjalan bersama Sufyan ats-Tsauri , tiba-tiba seorang pengemis datang kepadanya, sedangkan dia tidak memiliki sesuatu untuk diberikan, maka Sufyan me-nangis. Aku bertanya, `Apakah yang membuatmu menangis?` Dia menjawab, `Suatu musibah bila seseorang mengharapkan ke-baikan darimu tapi ia tidak mendapatkannya`."
CATATAN KAKI:
* Ibnu al-Atsir, Manaqib asy-Syafi`i, hal. 108
** Mu`adzah binti Abdillah al-Adawiyyah, adalah seorang wanita ahli ibadah sekaligus seorang ulama wanita dari Bashrah, dinilai tsiqah (dapat dipercaya) oleh Yahya bin Ma`in. Meninggal pada tahun 83 H. Lihat, Siyar A`lam an-Nubala`, 4/ 508
*** Siyar A`lam an-Nubala`, 5/ 224
**** Tsabit al-Bunani adalah seorang imam panutan, tabi`in, tsiqah, abid dan zahid, meninggal pada tahun 127 H. Lihat, Siyar A`lam an-Nubala`, 5/ 220
***** Lihat, Siyar A`lam an-Nubala`, 4/ 19
PENYAKIT CINTA
Penyakit mabuk cinta (al isyq) akan menimpa orang-orang yang hatinya kosong dari rasa mahabbah (cinta) kepada Allah, selalu berpaling dari-Nya dan dipenuhi kecintaan kepada selain-Nya. Hati yang penuh cinta kepada Allah dan rindu bertemu dengan-Nya pasti akan kebal terhadap serangan virus ini, sebagaimana yang terjadi dengan Yusuf ‘alaihissalam,
”Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf pun
termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih…(QS Yusuf : 24).
Nyatalah bahwa ikhlas merupakkan imunisasi manjur yang dapat menolak virus ini dengan berbagai dampak negatifnya, berupa perbuatan jelek dan keji. Artinya, memalingkan seseorang dari kemaksiatan harus dengan menjauhkan berbagai sarana yang menjurus ke arah itu.Berkata ulama salaf, ”Penyakit cinta adalah getaran hati yang kosong dari segala sesuatu selain apa yang yang dicinta dan dipujanya. Allah berfirman mengenai ibu Nabi Musa alaihissalam,
”Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). (QS Al Qashash : 10).
Yakni kosong dari segala sesuatu, kecuali Musa; karena sangat cintanya kepada Musa dan bergantungnya hatinya kepada Musa.Bagaimana Virus Ini Bisa Berjangkit?Penyakit al isyq terjadi karena dua sebab. Pertama, karena menganggap indah apa-apa yang dicintainya. Kedua, perasaan ingin memiliki apa yang dicintainya. Jika salah satu dari dua faktor ini tak ada, niscaya virus tidak akan berjangkit. Walaupun penyakit kronis ini telah membingungkan banyak orang dan sebagian pakar berupaya memberikan terapinya, namun solusi yang diberikan belum mengena.Makhluk Diciptakan Saling Mencari yang Sesuai DengannyaBerkata Ibnu Al Qayyim, ketetapan Allah dengan hikmahNya menciptakan makhlukNya dalam kondisi saling mencari yang sesuai dengannya. Secara fitrah saling tertarik dengan jenisnya, dan sebaliknya akan menjauh dari yang berbeda dengannya.Rahasia adanya pencampuran dan kesesuaian di alam ruh, menyebabkan adanya keserasian serta kesamaan, sebagaimana adanya perbedaan di alam ruh akan berakibat tidak adanya keserasian dan kesesuaian. Dengan cara inilah tegaknya urusan manusia. Allah berfirman,
”Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. (QS Al A’raf : 189).
Dalam ayat ini Allah menjadikan sebab perasaan tenteram dan senang seorang lelaki dan bentuknya. Jelaslah faktor pendorong cinta tidak bergantung dengan kecantikan rupa. Tidak pula kerana adanya kesamaan dalam tujuan dan keinginan, ataupun kesamaan bentuk dan dalam mendapat petunjuk. Pun demikian tidak dipungkiri, bahwa hal-hal ini merupakan salah satu penyebab ketenangan dan timbulnya cinta.
Nabi pernah mengatakan dalam sebuah hadits,
Nabi pernah mengatakan dalam sebuah hadits,
”Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan bersatu dan yang saling mengingkari akan berselisih.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan, bahwa asbabul wurud hadits ini yaitu ketika seorang wanita penduduk Makkah yang selalu membuat orang tertawa hijrah ke Madinah, ternyata dia tinggal dan bergaul dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya. Yaitu senang membuat orang tertawa. Karena itulah Nabi mengucapkan hadits ini.Karena itulah syariat Allah menghukumi sesuatu sesuai jenisnya. Mustahil syariat menghukumi dua hal yang sama dengan perlakuan yang berbeda atau mengumpulkan dua hal yang kontradiktif. Barang siapa yang berpendapat lain, maka jelaslah minimnya ilmu pengetahuannya terhadap syariat ini atau kurang memahami kaidah persamaan dan sebaliknya.Penerapan kaedah ini tidak saja berlaku
di dunia. Lebih dari itu akan diterapkan pula di akhirat. Allah berfirman,
di dunia. Lebih dari itu akan diterapkan pula di akhirat. Allah berfirman,
”(kepada malaikat diperintahkan), ‘Kumpulkanlah orang-orang yang dhalim bersama teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah’.” (QS Ash Shaffat : 22).
Umar Ibnu Khattab dan setelahnya Imam Ahmad pernah berkata mengenai tafsiran ‘azwajahum’ yakni yang
sesuai dan mirip dengannya. Allah juga berfirman,
”dan apabila jiwa (ruh-ruh) dipertemukan. (QS At Takwir : 7).
sesuai dan mirip dengannya. Allah juga berfirman,
”dan apabila jiwa (ruh-ruh) dipertemukan. (QS At Takwir : 7).
Yakni setiap orang akan digiring beserta dengan orang-orang yang sama perilakunya. Allah akan menggiring
sesama orang-orang yang saling mencintai karenaNya ke dalam surga, dan orang-orang yang saling berkasih-kasihan di atas jalan syetan digiring ke neraka jahim. Mau tidak mau, maka setiap orang akan digiring dengan siapa yang dicintainya. Di dalam Mustadrak Al Isyq Hakim disebutkan, bahwa Nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda,”Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum, kecuali akan digiring bersama mereka kelak”. (HR Ahmad)
sesama orang-orang yang saling mencintai karenaNya ke dalam surga, dan orang-orang yang saling berkasih-kasihan di atas jalan syetan digiring ke neraka jahim. Mau tidak mau, maka setiap orang akan digiring dengan siapa yang dicintainya. Di dalam Mustadrak Al Isyq Hakim disebutkan, bahwa Nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda,”Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum, kecuali akan digiring bersama mereka kelak”. (HR Ahmad)
Cinta Dan Jenis-JenisnyaCinta memiliki berbagai macam jenis dan tingkatan. Yang tertinggi dan paling mulia ialah mahabbatu fillah wa lillah (cinta karena Allah dan didalam agama Allah). Yaitu cinta yang mengharuskan mencintai apa-apa yang dicintai Allah, dilakukan berlandaskan cinta kepada Allah dan RosulNya. Cinta berikutnya adalah cinta yang karena adanya kesamaan dalam cara hidup, agama, madzhab, ideologi, hubungan kekeluargaan, profesi dan kesamaan dalam hal-hal lainnya.Diantara jenis cinta lainnya, yakni cinta yang motifnya karena ingin mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya, baik karena kedudukan, harta, pengajaran dan bimbingan, ataupun kebutuhan biologis. Cinta yang didasari hal-hal seperti tadi – yaitu al mahabbah al ‘ardiyah – akan hilang bersama hilangnya apa yang ingin didapatkan dari orang yang dicintainya. Yakinlah, bahwa orang yang mencintaimu karena sesuatu, akan meninggalkanmu ketika telah mendapatkan apa yang diinginkan darimu.Adapun cinta lainnya, yaitu cinta karena adanya kesamaan dan kesesuaian antara yang menyinta dan yang dicinta. Mahabbah al isyq termasuk cinta jenis ini. Tidak akan sirna kecuali jika ada sesuatu yang menghilangkannya. Cinta jenis ini, yaitu berpadunya ruh dan jiwa. Oleh karena itu tidak terdapat pengaruh yang begitu besar baik berupa rasa was-was, hati yang gundah gulana maupun kehancuran kecuali pada cinta jenis ini.Timbul pertanyaan, bahwa cinta ini merupakan bertemunya ikatan batin dan ruh, tetapi mengapa ada cinta yang bertepuk sebelah tangan? Bahkan kebanyakan cinta seperti ini hanya sepihak dari orang yang sedang kasmaran saja? Jika cinta ini perpaduan antara jiwa dan ruh, maka tentulah cinta itu akan terjadi antara kedua belah pihak dan bukan sepihak saja?Jawabnya ialah, bahwa tidak terpenuhinya hasrat disebabkan kurangnya syarat tertentu. Atau adanya penghalang sehingga tidak terealisasikan cinta antara keduanya. Hal ini disebabkan tiga faktor. Pertama, bahwa cinta ini sebatas cinta karena adanya kepentingan. Oleh karena itu tidak mesti keduanya saling mencintai. Terkadang yang dicintai justru lari darinya. Kedua, adanya penghalang sehingga seseorang tidak dapat mencintai orang yang dicintainya, baik karena adanya cela dalam akhlak, bentuk rupa, sikap dan faktor lainnya. Ketiga, adanya penghalang dari pihak orang yang dicintai.Jika penghalang ini dapat disingkirkan, maka akan terjalin benang-benang cinta antara keduanya. Kalau bukan karena kesombongan, hasad, cinta kekuasaan dan permusuhan dari orang-orang kafir, niscaya para rasul-rasul akan menjadi orang yang paling mereka cintai lebih dari cinta mereka kepada diri, keluarga dan harta.
Terapi Penyakit Al-Isyq
Sebagai salah satu jenis penyakit, tentulah al-isyq dapat disembuhkan dengan terapi-terapi tertentu. Diantara terapi tersebut ialah sebagai berikut.Jika terdapat peluang bagi orang yang sedang kasmaran tersebut untuk meraih cinta orang yang dikasihinya dengan ketentuan syariat dan suratan taqdirnya, maka inilah terapi yang paling utama. Sebagaimana terdapat dalam shahihain dari riwayat Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
”Hai sekalian pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka hendaklah dia menikah. Barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah berpuasa. Karena puasa dapat menahan dirinya dari ketergelinciran (kepada perbuatan zina).
Hadits ini memberikan dua solusi, utama dan pengganti. Solusi utama dalah menikah. Jika solusi ini dapat dilakukan, maka tidak boleh mencari solusi lain. Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
”Aku tidak pernah melihat ada dua orang yang saling mengasihi selain melalui jalur pernikahan.”
Inilah tujuan dan anjuran Allah untuk menikahi wanita, baik yang merdeka ataupun budak dalam firman-Nya,
”Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. (QS. An
Nisa: 28).
Nisa: 28).
Allah menyebutkan dalam ayat ini keringanan yang diberikan terhadap hamba-Nya. Dan Allah mengetahui kelemahan manusia dalam menahan syahwatnya, sehingga memperbolehkan para wanita yang baik-baik dua, tiga, ataupun empat. Sebagaimana Allah memperbolehkan mendatangi budak-budak wanita mereka. Sampai-sampai Allah membuka bagi mereka pintu untuk menikahi budak-budak wanita jika mereka membutuhkannya sebagai peredam syahwat. Demikianlah keringanan dan rahmat-Nya terhadap makhluk yang lemah ini.Jika terapi pertama tidak dapat dilakukan akibat tertutupnya peluang menuju orang yang dikasihinya karena ketentuan syar’i dan takdir, maka penyakit ini bisa semakin ganas. Adapun terapinya harus dengan meyakinkan pada dirinya, bahwa apa-apa yang diimpikannya mustahil terjadi. Lebih baik baginya untuk segera melupakannya. Jiwa yang telah memutus harapan untuk mendapatkan sesuatu, niscaya akan tenang dan tidak lagi mengingatnya. Jika ternyata belum terlupakan, dapat mempengaruhi keadaan jiwanya hingga semakin menyimpang jauh.Dalam kondisi seperti ini wajib baginya untuk mencari terapi lain. Yaitu dengan mengajak akalnya berfikir, bahwa menggantungkan hatinya kepada sesuatu yang mustahil dijangkaunya itu ibarat perbuatan gila. Ibarat pungguk merindukan bulan. Bukankah orang-orang akan menganggapnya termasuk ke dalam kumpulan orang-orang yang tidak waras?Apabila kemungkinan untuk mendapatkan apa yang dicintainya terhalang karena larangan syariat, maka terapinya yaitu dengan menganggap bahwa yang dicintainya itu bukan ditakdirkan menjadi miliknya. Jalan keselamatan yaitu dengan menjauhkan dirinya dari orang yang dicintainya. Dia harus merasa bahwa pintu ke arah yang diinginkannya tertutup, dan mustahil tercapai.Jika ternyata jiwanya yang selalu menyuruhnya kepada kemungkaran masih tetap menuntut, handaklah dia mau meninggalkannya karena dua hal.
Pertama, karena takut (kepada Allah). Yaitu dengan menumbuhkan perasaan bahwa ada hal yang lebih layak dicintai, lebih bermanfaat, lebih baik dan lebih kekal. Seseorang yang berakal jika menimbang-nimbang antara mencintai sesuatu yang cepat sirna dengan sesuatu yang lebih layak untuk dicintai, lebih bermanfaat, lebih kekal dan lebih nikmat, tentu akan memilih yang lebih tinggi derajatnya. Jangan sampai engkau menggadaikan kenikmatan abadi yang tidak terlintas dalam pikiranmu dan menggantikannya dengan kenikmatan sesaat yang segera berbalik menjadi sumber penyakit. Ibarat orang yang sedang bermimpi indah, ataupun berkhayal terbang melayang jauh, maka ketika tersadar ternyata hanyalah mimpi dan khayalan. Akhirnya sirnalah segala keindahan semu. Yang tertinggal hanyalah keletihan, hilang nafsu dan kebinasaan menunggu.
Kedua, keyakinan bahwa resiko yang sangat menyakitkan akan ditemuinya jika gagal melupakan yang dikasihinya. Dia akan mengalami dua hal yang menyakitkan sekaligus. Yaitu gagal mendapatkan kekasih yang diinginkannya, serta bencana menyakitkan dan siksa yang pasti akan menimpanya. Jika yakin bakal mendapatkan dua hal menyakitkan ini, niscaya akan mudah baginya meninggalkan perasaan ingin memiliki yang dicinta. Dia akan berpikir, bahwa sabar menahan diri itu lebih baik. Akal, agama, harga diri dan kemanusiaannya akan memerintahkannya untuk bersabar, demi mendapatkan kebahagiaan abadi. Sementara kebodohan, hawa nafsu, kedhalimannya akan memerintahkannya untuk mengalah mendapatkan apa yang dikasihinya. Sungguh, orang yang terhindar ialah orang-orang yang dipelihara oleh Allah.Jika hawa nafsunya masih tetap ngotot dan tidak menerima terapi tadi, maka hendaklah berfikir mengenai dampak negatif dan kerusakan yang akan ditimbulkannya segera, dan kemaslahatan yang akan gagal diraihnya. Sebab mengikuti hawa nafsu dapat menimbulkan kerusakan dunia dan menepis kebaikan yang bakal diterimanya. Lebih parah lagi, dengan memperturutkan hawa nafsu ini akan menghalanginya untuk mendapat petunjuk yang merupakan kunci keberhasilan dan kemaslahatannya.Jika terapi ini tidak mempan juga untuknya, hendaklah dia selalu mengingat sisi-sisi keburukan kekasihnya dan hal-hal yang dapat membuatnya menjauh darinya. Jika dia mau mencari-cari kejelekan yang ada pada kekasihnya, niscaya dia akan mendapatkannya lebih dominan daripada keindahannya. Hendaklah dia banyak bertanya kepada orang-orang yang berada di sekeliling kekasihnya tentang berbagai kejelekannya yang belum diketahuinya. Sebab, sebagaimana kecantikan sebagai faktor pendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya, maka demikian pula kejelekan merupakan pendorong kuat agar dapat membenci dan menjauhinya. Hendaklah dia mempertimbangkan dua sisi ini dan
memilih yang terbaik baginya. Jangan terpedaya karena kecantikan kulit, dan membandingkannya dengan orang yang terkena penyakit sopak atau kusta. Tetapi hendaklah dia memalingkan pandangannya kepada kejelekan sikap dan perilakunya. Hendaklah dia mentutup matanya dair kencantikan fisik dan melihat kepada kejelekan yang diceritakan mengenai hatinya.Jika terapi ini masih saja tidak mempan baginya, maka terapi terakhir yaitu mengadu dan memohon dengan jujur kepada Allah penolong orang-orang yang ditimpa musibah jika memohon kepada-Nya. Hendaklah dia menyerahkan jiwa sepenuhnya dihadapan kebesaran-Nya sambil memohon, merendahkan dan menghinakan diri. Jiak dia dapat melaksanakan terapi akhir ini, maka sesungguhnya dia telah membuka pintu taufik (pertolongan Allah). Hendaklah dia berbuat iffah (menjaga diri) dan menyembunyikan perasaannya. Jangan menjelek-jelekkan kekasihnya dan mempermalukannya di hadapan manusia ataupun menyakitinya. Sebab hal tersebut merupakan kedzaliman dan melampaui batas.
memilih yang terbaik baginya. Jangan terpedaya karena kecantikan kulit, dan membandingkannya dengan orang yang terkena penyakit sopak atau kusta. Tetapi hendaklah dia memalingkan pandangannya kepada kejelekan sikap dan perilakunya. Hendaklah dia mentutup matanya dair kencantikan fisik dan melihat kepada kejelekan yang diceritakan mengenai hatinya.Jika terapi ini masih saja tidak mempan baginya, maka terapi terakhir yaitu mengadu dan memohon dengan jujur kepada Allah penolong orang-orang yang ditimpa musibah jika memohon kepada-Nya. Hendaklah dia menyerahkan jiwa sepenuhnya dihadapan kebesaran-Nya sambil memohon, merendahkan dan menghinakan diri. Jiak dia dapat melaksanakan terapi akhir ini, maka sesungguhnya dia telah membuka pintu taufik (pertolongan Allah). Hendaklah dia berbuat iffah (menjaga diri) dan menyembunyikan perasaannya. Jangan menjelek-jelekkan kekasihnya dan mempermalukannya di hadapan manusia ataupun menyakitinya. Sebab hal tersebut merupakan kedzaliman dan melampaui batas.
Demikianlah kiat-kiat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun ibarat kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebelum terkena virus ini, maka lebih baik menghindar. Bagaimana cara mengindarinya? Tidak lain, yaitu dengan tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa). Semoga pembahasan ini bermanfaat.
Sumber: Majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun VI/1423 H/2002 M
(dari tulisan Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam kitab beliau Zadul Ma’ad Fi
Hadyi Khairi Ibad)
(dari tulisan Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam kitab beliau Zadul Ma’ad Fi
Hadyi Khairi Ibad)
Tuesday, 24 January 2012
TUMBUHAN BISA "BICARA" ???
Sang Profesor William Brown pun “bicara” dengan bersyahadat
Terlintas judul di atas seperti sebuah lelucon yang mungkin hanya bisa ditertawakan atau di cibir oleh sekian manusia. Namun jika kita pahami, sebenarnya semua kehidupan di alam maya pada ini memiliki banyak misteri yang belum terungkap oleh teknologi di zaman serba canggih ini, meskipun di kitab suci, (khususnya Qur’an) telah banyak memberikan petunjuk/indikasi tentang jawaban dari berbagai misteri di kehidupan ini. Karena keterbatasan manusia, tidak semua jawaban dalam qur’an bisa diterjemahkan. Namun, seiring perkembangan zaman, berbagai misteri di alam ini, mulai bisa terkuak, seperti teori terjadinya bumi, terjadinya benua, asal usul manusia.dan lainsebagainya.
Judul di atas, membuat kita tergelitik untuk mengungkap bukti empirik jika memang itu sebuah fakta dan bukan cerita imaginative belaka. Apakah itu sebuah ilustrasi ? ataukah memang benar benar fakta alami. Untuk mengupas dan menjawabnya, mari kita tengok dahulu sumber hidup manusia yakni Al Qur’an.
Allah SWT, berfirman dalam Surat Al Israa ayat 44 :
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Di dalam surat yang lain yakni Surat An Nur ayat 41, Allah SWT berfirman :
Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya[1043], dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Ke dua ayat di atas, bisa menjadi gambaran pada kita, jika semua yang ada di bumi, dalam hal ini tumbuhan bertasbih memuji Allah SWT, hanya saja cara mereka bertasbih tidak bisa dimengerti oleh manusia. Cara mereka memuji Tuhannya tentu akan berbeda dengan cara yang dilakukan manusia. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan, tumbuhan bertasbih dengan mengeluarkan suara yang mungkin bisa di dengar oleh manusia, tentunya dengan bantuan alat teknologi. Ayat ayat di atas juga bisa menjadi petunjuk awal, untuk memberi penegasan jika tumbuhan mampu bersuara/berbicara.
Majalah sains terkenal, Journal of plant Molecular Biologist, memberitakan, bahwa ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Amerika Serikat yang meneliti terhadap berbagai tumbuhan di daerah katulistiwa dan mereka mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak biasa didengar oleh telinga manusia. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada. Selama hampir 3 tahun, akhirnya mereka berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhahiyah) dengan sebuah alat yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik.
Prof. William Brown yang memimpin para pakar ilmuwan sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang professor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena itu bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa.
Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Inggris, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan penelitian dan pengkajian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1400 tahun yang lalu”. Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.
Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah yakni Al Isra ayat 44,
“….Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”
Tidaklah suara denyutan itu melainkan lafadz jalalah (nama Allah Azza wa Jalla) sebagaimana tampak dalam layer (Oscilloscope). Maka keheningan dan keheranan luar biasa menghiasi aula di mana para ilmuwan muslim tersebut berbicara.
Beberapa hari kemudian, professor William mengadakan ceramah di universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah di dalam Al Qur’an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan “Aku bersaksi bahwa tidak ada illah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”
Sebagai kesimpulan dalam postingan ini, bahwasannya tumbuh-tumbuhanpun bisa “berbicara” dengan cara mereka sendiri yakni bertasbih memuji Allah SWT, dan ini sudah terbukti dengan hasil penelitian yang menakjubkan yang dilakukan oleh Profesor William Brown dan kawan kawan.
TIPS MENGATASI BLUE SCREEN PADA SO WINDOWS
Salah satu masalah yang kerap muncul pada system operasi Windows dan sering membuat jengkel para user adalah layar monitor atau LCD tampil berwarna biru (Blue Screen) dengan tulisan putih yang menunjukan pesan/kode error… Berikut tip untuk mengobati layar biru pada monitor agar kembali seperti semula, namun harus terlebih daulu memahami arti dari kode-kode error yang ada di layar tersebut.
Friday, 20 January 2012
Wanita di Akhir Zaman Dalam Perspektif Islam
Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya
di antara tanda-tanda akan datangnya hari kiamat adalah: diangkatnya
ilmu, merebaknya kebodohan, merajalelanya perzinahan, merajalelanya
khamar, sedikitnya jumlah laki-laki, banyaknya jumlah wanita sehingga
limapuluh wanita dipimpin oleh satu orang laki-laki”. (HR. Bukhari)
Beliaupun. bersabda,
“Engkau akan melihat seorang laki-laki diikuti oleh empat puluh wanita,
yang tak lain hal ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah laki-laki dan
banyaknya jumlah wanita”. (HR. Bukhari)
Juga
dalam riwayat lain disebutkan ketika Rasulullah Saw. ditanya oleh
malaikat mengenai kapankah terjadinya hari akhir, beliau menjawab, Tidaklah yang ditanya lebih tahu dari pada yang bertanya.
Kemudian Rasul menyebutkan beberapa alamat hari akhir, yaitu: seorang
budak wanita melahirkan majikannya dan manusia saling bermegah-megahan
dalam membangun.
Wednesday, 18 January 2012
GEOGRAFI DALAM AL QUR'AN
Kitab suci agama Islam yakni Al Qur'an ternyata sangat komplek dan mengandung jawaban dari berbagai masalah yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan, dalam hal ini ilmu geografi. Kitab ini disamping indah, runtut dan sangat jelas, juga memiliki berbagai solusi yang akurat dalam menjawab tantangan ilmu pengetahuan dalam konteks kekinian. Berikut bebarapa nash qur'an yang sangat berhubungan dengan disiplin ilmu geografi....
“Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami
turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum dengan air itu, dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS. Al Hijr : 22)
Þ Menurut ilmu pengetahuan modern, ayat ini menerangkan bahwa angin dibutuhkan dalam proses perkawinan pada tumbuh-tumbuhan. Yaitu setelah nyata bahwa tumbuhan membutuhkan angin sebagai alat penting dalam penyerbukan.
Jenis-jenis angin
“Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal itu berhenti di permukaan laut.” (QS. Asy Syura : 33)
Ayat-ayat lain : QS. Yunus : 22, QS. Al Anbiya : 81, QS. Al Isra’ : 69, QS. Al Haqqah : 6, QS. Fushshilat : 16 dan QS. Al Baqarah : 266
Persesuaian antara awan, hujan dan arus angin
Pengetahuan menerangkan bahwa hujan adalah proses yang dihasilkan dari penguapan air lautan. Uap itu kemudian terbawa angin turun ke tanah sebagai air hujan. Proses tersebut sesungguhnya telah disampaikan dalam Al-Qur’an
“Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar Rum : 48).
”Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmatNya (hujan). Sehingga, apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus. Lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan, Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al A’raf : 57)
Ayat-ayat lain : QS. Ar Rum : 46, QS. Fathir : 9, QS. Al Furqan : 48-49, QS. Al Waqi’ah : 68-69 dan QS. Al Hijr : 22
Cuaca dingin dan angin ribut berguntur dan berkilat
“Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikan bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya. Allah juga menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, yaitu dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakanNya butiran-butiran es itu kepada siapa yang dikehendakiNya dan dipalingkanNya dari siapa yang dikehendakiNya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penghilatan.” (QS. An Nur : 43)
Ayat-ayat lain : QS. Al Baqarah : 19, QS. Ar Ra’d : 13, QS. Fushshilat : 13, HR. Tirmidzi dan Ahmad, QS. Ar Ra’d : 13 dan QS. Al Baqarah : 19
Letak geografis planet bumi
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al Qamar : 49)
Ayat-ayat lain : QS. Al Mulk : 3, QS. Al A’raf : 185 dan QS. Adz Dzariyat : 20
Tahun qomariyah (lunar year) dan tahun syamsiyah (calender year)
”Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun lagi.” (QS. Al Kahfi : 25-26)
Satuan-satuan waktu
”Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu dari tahun-tahun yang kamu hitung.” (QS. Al Hajj : 47)
Ayat-ayat lain : QS. As Sajdah : 5 dan QS. Al Ma’arij : 4
Pergantian siang dan malam
”Sesungguhnya pada pertukaran siang dan malam itu dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaanNya) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Yunus : 6)
Ayat lain : QS. Al Isra’ : 12
Perletakan bayangan
”Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan dan memendekkan bayangan. Kalau Dia menghendaki, niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu. Kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.” (QS. Al Furqan : 45-46)
Berhentinya peredaran bumi
“Katakanlah, ‘Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu ? Maka apakah kamu tidak mendengar?’ Katakanlah, ‘Terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Al Qashash : 71-72)
Gaya tarik bumi (gravitasi)
“Apabila bumi diratakan, dilemparkan apa yang ada di dalamnya, dan menjadi kosong.” (QS. Al Insyiqaq : 3-4)
Ayat-ayat lain : QS. At Takwir : 6 dan QS. Al Mukminun : 18
Siklus hujan
“Demi langit yang mengandung pengembalian (yang mempunyai potensi mengembalikan), dan bumi yang mempunyai daya membelah.” (QS. Ath Thariq : 11-12)
Air tanah
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.” (QS. Al Mu’minun : 18)
Batas yang timbul diantara lautan
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan.” (QS. Ar Rahman : 19-21)
Ayat lain : QS. Al Furqan : 53
Berbagai fenomena lautan
Ilmu modern mempercayai bahwa kedalaman 200 m di bawah laut disebut sebagai daerah afotik, atau tidak bisa ditembus cahaya. Daerah itu dianggap berbahaya karena terdapat makhluk-makhluk ganas pemangsa yang tidak terdeteksi. Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak terdapat cahaya sama sekali. Adanya daerah afotik itu sudah disinggung dalam Al-Qur’an :
“Atau seperti gelap gulita di lautan dalam yang diliputi oleh ombak yang diatasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan, gelap gulita yang bertndih-tindih. Apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya. Barangsiapa yang tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (QS. An Nur : 40)
Menentukan arah di kegelapan daratan dan lautan
”Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Al An’am : 97)
Problematika polusi dan kerusakan lingkungan
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (QS. Ar Rum : 41, QS. Al A’raf : 85)
Soal IPS Kelas 9
Pilihlah salah satu jawaban
yang paling benar dengan cara memberi tanda silang!
1. Sebuah tenaga dari dalam bumi yang mampu
membangun berbagai kenampakan di permukaan bumi ialah
a. Indogen c. tektonisme
b. Eksogen d. vulkanisme
2. Manusia purba yang pertama kali ditemukan
di Indonesia oelh E. Dubois adalah ...........
a. Pithekantropus Mojokertensis c. Pithekantropus Wajakensis
b. Pithekantropus Soloensis d. Pithekantropus Erectus
Syair Picisan
Ketika mentari menusuk embun pagi.
Kesejukan dan kehangatan berpadu dalam nuansa rindu.
Burung burung berceloteh girang dan menari nari.
Mengiringi pagi yang indah di langit nan biru.
Kesejukan dan kehangatan berpadu dalam nuansa rindu.
Burung burung berceloteh girang dan menari nari.
Mengiringi pagi yang indah di langit nan biru.
Monday, 16 January 2012
Islam Memandang Pacaran
Di zaman modern, pacaran seakan sudah menjadi hal yang biasa. Tak bisa dipungkiri, tidak sedikit dikalangan remaja kita, sudah melakukan pacaran/pergaulan tanpa batas. Bahkan yang lebih parah lagi, terkadang pergaulan/pacaran, bermuara pada pengguguran anak (aborsi). Berbagai media TV acapkali membeberkan informasi tentang remaja yang melakukan aborsi atau bahkan bunuh diri akibat dari pergaulan bebas mereka dengan lawan jenis.
Bertolak dari sini, maka Allah SWT, memberi sebuah peringatan dini tentang bahaya pacaran dengan firmannya :
Janganlah kamu sekalian mendekati perzinahan, karena zina itu adalah perbuatan yang keji…” (QS. Al-Isra : 32).
Sunday, 15 January 2012
KISAH ISTRI YANG SELALU BERUPAYA MEMAHAMI SUAMI
Sebuah rumah tangga, akan seperti sebuah taman yang indah ketika para penghuninya menjadi bunga yang berbau harum dan berseri. Layaknya bunga di taman, pastilah keindahan akan selalu hadir dan tampak sebagai hiasan hidup. Bertolak dari sini, ada sebuah kisah dari penghuni rumah yakni seorang istri yang bijaksana dan selalu berupaya memahami sifat dan keinginan suaminya…..
Saturday, 14 January 2012
Media Pembelajaran IPS Untuk SMP
Salah satu Mapel yang belum di naskan di tingkat SMP adalah IPS. Mapel ini sebenarnya cukup banyak isinya, sehingga terkadang muncul rasa bosan saat mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Karena itu, penggunaan teknologi informasi dalam KBM sangat diperlukan agar rasa bosan bisa dieliminir dan peserta didik akan terasa lebih nyaman didalam menerima materi ajar. Untuk itu, saya mencoba membuat mapel IPS dengan Power Point. Semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca Blog ini. Silahkan unduh Media Belajar IPS untuk SMP karya saya, di link bawah ini :
2. Unsur Fisik Wilayah Indonesia
3. Pajak
4. Persiapan Kemerdekaan
5. Pembebasan Irian Barat
6, Benua dan Samudera
7. Pengendalian Sosial
8. Peristiwa Sekitar Proklamasi dan pembentukan NKRI
2. Unsur Fisik Wilayah Indonesia
3. Pajak
4. Persiapan Kemerdekaan
5. Pembebasan Irian Barat
6, Benua dan Samudera
7. Pengendalian Sosial
8. Peristiwa Sekitar Proklamasi dan pembentukan NKRI
Friday, 13 January 2012
Kata Kata Mutiara Sang Buya Hamka
Oleh: Era Findo el-Faqih
Dari buku Di Bawah Lindungan Ka'bah
Dari buku Di Bawah Lindungan Ka'bah
Kehidupan
itu laksana lautan: " Orang yang tiada berhati-hati dalam mengayuh
perahu, memegang kemudi dan menjaga layar, maka karamlah ia digulung
oleh ombak dan gelombang. Hilang di tengah samudera yang luas. Tiada
akan tercapai olehnya tanah tepi".
Iman
tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman,
bagaikan lentera di tangan pencuri (dari buku yang lain).
Tentang penulisan pada surat yang berbau cinta muda-mudi:
" Walaupun di dalam surat itu kita berusaha menghilangkan kata-kata yang rancu, namun tentulah pada akhirnya salah satu kata dalam surat itu terpaksa jua membawa arti lain. Sebab dalam perkara yang halus-halus anak perempuanlah yang amat dalam penyelidikannnya".
Cinta
itu adalah jiwa. Antara cinta yang sejati dan jiwa tak dapat
dipisahkan. Cinta pun merdeka sebagaimana jiwa. Cinta itu terkadang
mustahil. Tetapi kemustahilan itulah yang kerap kali memupuk rasa cinta.
Seseorang
yang terkena penyakit cinta, maka ia (seolah-olah) takut akan terkena
cinta itu. Itulah dua sifat dari cinta. Cinta itulah yang merupakan
(menyerupakan) dirinya menjadi sebuah ketakutan. Cinta itu kerap kali
berupa putus harapan, takut, cemburu, iba hati dan kadang-kadang berani.
(Namun) terkadang cinta itu hanya menurutkan perintah hati, bukan
perintah otak.
Emas tak setara dengan loyang. Sutra tak sebangsa dengan benang.
Karam rasanya bumi ini saya pijakkan. Gelap tujuan yang akan saya tempuh.
Bahwasanya air mata tiadalah ia memilih tempat untuk jatuh. Dan tak pula memilih waktu untuk turun.
Dahulu diriku telah berduka, sekarang berduka cita. Dan kelak agaknya akan terus berduka hati.
Cinta
itu adalah persaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia. Ia
(cinta itu) laksana setetes embun yang turun dari langit. Bersih dan
suci. Cuma tanahnyalah yang berlainan menerimanya. Ada kepada tanah yang tandus atau gersang. Dan ada pula kepada tanah yang subur.
Bahwasanya cinta yang bersih dan suci (murni) itu, tidaklah tumbuh dengan sendirinya.
Untung
dan bahagia sejati adalah jika kita tahu bahwa kita tidak hidup
terbuang di dalam dunia ini. Tetapi ada orang (lain) yang mencintai kita
(yaitu: Allah SWT, nabi SAW dan kedua orang tua kita).
Hanya menumpahkan air mata itulah kepandaian yang paling penghabisan bagi seorang wanita.
Satu hati lebih mahal dari pada senyuman. Satu jiwa lebih berharga dari pada sebentuk cincin.
Tidak
ada seutas tali pun tempat saya bergantung selain dari pada tali Engkau
( ya Allah). Tidak ada satu pintu yang akan saya ketuk, lain dari pada
pintu Engkau (ya tuhanku).
(Wahai
bundaku): " hidupmu yang tiada mengenal rasa putus asa. Kesabaran dan
ketenangan hatimu (dalam) menanggung sengsara. Dapatlah kiranya menjadi
tamsil dan ibarat kepada kami".
Subscribe to:
Posts (Atom)