SELAMAT DATANG DI BLOG-NYA MAS MBAJENG

Friday, 20 January 2012

Wanita di Akhir Zaman Dalam Perspektif Islam

Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya di antara tanda-tanda akan datangnya hari kiamat adalah: diangkatnya ilmu, merebaknya kebodohan, merajalelanya perzinahan, merajalelanya khamar, sedikitnya jumlah laki-laki, banyaknya jumlah wanita sehingga limapuluh wanita dipimpin oleh satu orang laki-laki”. (HR. Bukhari)
Beliaupun. bersabda, “Engkau akan melihat seorang laki-laki diikuti oleh empat puluh wanita, yang tak lain hal ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah laki-laki dan banyaknya jumlah wanita”. (HR. Bukhari)
Juga dalam riwayat lain disebutkan ketika Rasulullah Saw. ditanya oleh malaikat mengenai kapankah terjadinya hari akhir, beliau menjawab, Tidaklah yang ditanya lebih tahu dari pada yang bertanya. Kemudian Rasul menyebutkan beberapa alamat hari akhir, yaitu: seorang budak wanita melahirkan majikannya dan manusia saling bermegah-megahan dalam membangun.

Beberapa hadits yang disebutkan di atas menggambarkan kepada kita mengenai keadaan kaum wanita menjelang hari akhir. Lalu yang menjadi pertanyaan dan patut kita renungi sebagai kaum wanita adalah; telah tampakkah keadaan-keadaan yang Rasulullah Saw. gambarkan tersebut di atas? Mari kita lihat beberapa realita fenomena wanita di zaman sekarang ini.
Dalam sebuah majalah yang bernama “The Economist” edisi Januari 2007 disebutkan bahwa Negara yang paling banyak populasi wanitanya, dimana satu laki-laki berbanding seratus wanita adalah: 1. Uni Emirat Arab 214 pria per 100 wanita, 2. Qatar 206, 3. Kwait 150, 4. Bahrain 132, 5. Oman 128, 6. Arab Saudi. Adapun jumlah populasi satu laki-laki berbanding seratus wanita tersedikit adalah: 1. Latvia 84 pria per 100 wanita, 2. Estonia 85, 3. Ukraine 85, 4. Armenia 87, 5. Lesotho 87, 6. Lithuania 87, 7. Rusia 87.
Hal ini membuktikan bahwa jumlah populasi wanita saat ini lebih banyak dari pada pria. Bahkan hampir di seluruh Negara, jumlah wanita lebih banyak dari pada pria. Hasil sensus tersebut menunjukkan bahwa hadits Nabi Saw. di atas tentang ciri kiamat tersebut sudah terlihat bukti kebenarannya di masa sekarang ini.
Mari kita tilik beberapa realita lainnya. Untuk zaman sekarang, sepertinya free sex (perzinahan) sudah merupakan hal yang lumrah. Bahkan di beberapa belahan dunia (baca:barat) perzinahan sudah menjadi kebiasaan bagi para kaula muda. Menghabiskan malam di tempat-tempat hiburan malam, gonta-ganti pacar, ikhtilath antara laki-laki dan perempuan sudah menjadi kebiasaan bagi para kaula muda. Penyakit yang sangat berbahaya ini ternyata telah menjamur ke belahan dunia lainnya (baca: timur). Yang terkenal dengan sopan santun dan tata kramanya. Sebagai contoh, belum hilang di telinga kita kejadian ITENAS, belum lagi kita dihebohkan dengan adanya pesta seks yang dilakukan oleh beberapa siswa SMU di kota Cianjur, yang melibatkan salah seorang guru. Dan masih banyak lagi realita-realita yang menunjukkan bahwa free sex telah “membumi”. Hal ini sebagai salah satu indikasi bahwa kita telah mengalami keboborokan akhlak.
Ada fenomena lain lagi yang mengindikasikan keboborokan akhlak manusia di akhir zaman sesuai dengan sabda Nabi Saw. di atas. Bahwa, salah satu di antara ciri kiamat adalah seorang hamba perempuan melahirkan tuannya. Terdapat beberapa penafsiran para ulama mengenai maksud dari sabda Rasulullah Saw. tersebut. Pertama, maksudnya adalah seorang anak menyetubuhi ibunya sendiri. Kedua, seorang anak memperlakukan ibunya seperti budak. Ketiga, durhaka anak terhadap ibunya. Keempat, keadaan di atas menggambarkan kekacaun sosial dari segi moral. Dari beberapa tafsiran di atas semuanya mengarah pada satu wacana yang sama, yaitu di antara alamat hari akhir terjadi kekacauan akhlak pada diri manusia, seperti perlakuan anak yang tidak layak kepada ibunya.
Fenomena ini pun sepertinya sudah terjadi tren bahkan sudah mengakar di kalangan masyarakat saat ini. Berapa banyak kita dengar pembangkangan seorang anak terhadap orang tuanya. Sampai-sampai mereka rela melayangkan tangannya untuk membunuh orang tuanya sendiri ketika ada keinginan yang tidak dipenuhi. Belum lagi sering kita dengar pula kata-kata kotor terucap kepada mereka ketika ada keputusan yang tidak sesuai dengan kehendak hati. Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk perlakuan seorang anak yang tidak layak ia lakukan kepada orang tuanya, khususnya pada ibunya.
Fenomena di atas, seharusnya bisa menjadi ibro/pelajaran yang berharga bagi kita, khususnya kaum wanita, bahwa kejadian-kejadian tersebut bukan hembusan-hembusan kabar semata tapi realita kehidupan sekarang ini. Mari kita mulai mengaca diri kita masing-masing, bahwa wanita bisa menjadi penyebab dominan dari berbagai fenomena dekadensi moral yang terjadi saat ini. Hal ini bisa kita lihat dari lebih banyaknya populasi wanita dari pada pria di muka bumi ini yang menjadi yang ternyata menjadi potensi negatif dari lahirnya dekadensi moral.
Maraknya terjadinya perzinahan disebabkan oleh para wanita yang tidak mampu menjaga izzah dirinya. Seandainya semua wanita mampu menjaga izzah dirinya dengan tidak bertabarruj baik dalam berpakaian maupun berhias, menutup aurat, berbicara dan bersikap dengan tegas di hadapan lawan jenis, tidak memakai parfum yang menyengat ketika pergi keluar dan masih banyak lagi wasilah-wasilah yang diajarkan Islam demi menjaga izzah seorang wanita. Apabila semua wanita memiliki persepsi yang sama, bahwa kecantikan dan segala bentuk keindahan yang Allah Swt. berikan bukan untuk dipamerkan dan dibanggakan. Niscaya perzinahan tidak akan terjadi!
Banyaknya populasi wanita harusnya lebih mampu untuk menciptakan generasi-generasi yang hanif. Karena wanita memiliki satu peran penting yaitu sebagai seorang ibu yang harus mendidik anak-anaknya. Namun kenyataannya tidak, hal ini terbukti dengan banyaknya anak-anak yang durhaka kepada orang tuanya, memperlakukan ibu seperti memperlakukan pembantu, bahkan menyetubuhi ibu sendiri. Naudzubillah.....