Sang Profesor William Brown pun “bicara” dengan bersyahadat
Terlintas judul di atas seperti sebuah lelucon yang mungkin hanya bisa ditertawakan atau di cibir oleh sekian manusia. Namun jika kita pahami, sebenarnya semua kehidupan di alam maya pada ini memiliki banyak misteri yang belum terungkap oleh teknologi di zaman serba canggih ini, meskipun di kitab suci, (khususnya Qur’an) telah banyak memberikan petunjuk/indikasi tentang jawaban dari berbagai misteri di kehidupan ini. Karena keterbatasan manusia, tidak semua jawaban dalam qur’an bisa diterjemahkan. Namun, seiring perkembangan zaman, berbagai misteri di alam ini, mulai bisa terkuak, seperti teori terjadinya bumi, terjadinya benua, asal usul manusia.dan lainsebagainya.
Judul di atas, membuat kita tergelitik untuk mengungkap bukti empirik jika memang itu sebuah fakta dan bukan cerita imaginative belaka. Apakah itu sebuah ilustrasi ? ataukah memang benar benar fakta alami. Untuk mengupas dan menjawabnya, mari kita tengok dahulu sumber hidup manusia yakni Al Qur’an.
Allah SWT, berfirman dalam Surat Al Israa ayat 44 :
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Di dalam surat yang lain yakni Surat An Nur ayat 41, Allah SWT berfirman :
Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya[1043], dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Ke dua ayat di atas, bisa menjadi gambaran pada kita, jika semua yang ada di bumi, dalam hal ini tumbuhan bertasbih memuji Allah SWT, hanya saja cara mereka bertasbih tidak bisa dimengerti oleh manusia. Cara mereka memuji Tuhannya tentu akan berbeda dengan cara yang dilakukan manusia. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan, tumbuhan bertasbih dengan mengeluarkan suara yang mungkin bisa di dengar oleh manusia, tentunya dengan bantuan alat teknologi. Ayat ayat di atas juga bisa menjadi petunjuk awal, untuk memberi penegasan jika tumbuhan mampu bersuara/berbicara.
Majalah sains terkenal, Journal of plant Molecular Biologist, memberitakan, bahwa ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Amerika Serikat yang meneliti terhadap berbagai tumbuhan di daerah katulistiwa dan mereka mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak biasa didengar oleh telinga manusia. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada. Selama hampir 3 tahun, akhirnya mereka berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhahiyah) dengan sebuah alat yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik.
Prof. William Brown yang memimpin para pakar ilmuwan sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang professor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena itu bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa.
Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Inggris, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan penelitian dan pengkajian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1400 tahun yang lalu”. Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.
Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah yakni Al Isra ayat 44,
“….Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”
Tidaklah suara denyutan itu melainkan lafadz jalalah (nama Allah Azza wa Jalla) sebagaimana tampak dalam layer (Oscilloscope). Maka keheningan dan keheranan luar biasa menghiasi aula di mana para ilmuwan muslim tersebut berbicara.
Beberapa hari kemudian, professor William mengadakan ceramah di universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah di dalam Al Qur’an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan “Aku bersaksi bahwa tidak ada illah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”
Sebagai kesimpulan dalam postingan ini, bahwasannya tumbuh-tumbuhanpun bisa “berbicara” dengan cara mereka sendiri yakni bertasbih memuji Allah SWT, dan ini sudah terbukti dengan hasil penelitian yang menakjubkan yang dilakukan oleh Profesor William Brown dan kawan kawan.